kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ironi Bali baru


Rabu, 27 Juni 2018 / 14:01 WIB
Ironi Bali baru
ILUSTRASI.


Reporter: Mesti Sinaga | Editor: Mesti Sinaga

KONTAN.CO.ID -  Danau Toba, salah satu destinasi wisata prioritas yang masuk aftar "10 Bali Baru" yang digadang-gadang pemerintahan Jokowi kini berduka.

Hampir sepekan berlalu sejak Kapal Motor Sinar Bangun tenggelam di perut danau vulkanik terbesar dan terdalam di dunia itu, namun upaya pencarian korban belum banyak membawa hasil. Dari sekitar 200 orang yang katanya menumpang di kapal kayu itu, sekitar 180 orang masih hilang.

Kita doakan dan terus berharap upaya pencarian korban segera membuahkan hasil, dan pemerintah bisa memberi penanganan yang baik bagi keluarga korban yang menanti dengan cemas di tepian Danau Toba, agar duka dan kepedihan mereka tak bertambah dalam.

Hari-hari ini, beredar foto-foto KM Sinar Bangun yang disesaki sepeda motor dan penumpang yang meluber hingga ke atap kapal. Bagaimana bisa KM Sinar Bangun yang cuma berkapasitas 60 penumpang itu berlayar dengan ratusan penumpang?

Bagaimana bisa pula kapal itu berlayar tanpa manifes dan tanpa karcis? Akibatnya, tidak ada yang tahu pasti berapa jumlah penumpangnya dan siapa saja mereka. Jumlah dan nama korban yang diduga hilang semata terkumpul dari laporan warga.

Tak pelak, tenggelamnya kapal kayu itu menguak fakta masih ambradulnya transportasi di wilayah Danau Toba. Bagaimana Danau Toba bisa menjadi objek wisata kelas dunia yang ditargetkan menyedot 1 juta turis di 2019, dengan standar kesemalatan transportasi danau yang begitu buruk?

Pemerintah, dari pusat hingga daerah, harus segera mengevaluasi diri. Upaya mendorong pariwisata Danau Toba tidak cukup hanya dengan menggeber pembangunan infrastruktur.

Bersamaan dengan pembangunan jalan, bandara, dan hotel-hotel yang kini menjamur di sekujur pantai Danau Toba, harus pula dibangun sistem keamanan transportasi dan pelayanan publik yang setaraf dengan destinasi-destinasi wisata internasional lainnya.

Infrastruktur dan sistem yang baik pun tak ada gunanya jika faktor manusianya tak mendukung. Maka, warga di sekitar Danau Toba perlu disiapkan menjadi 'tuan rumah' yang baik. Ini bukan hal mudah dan butuh waktu, makanya harus segera dilakukan.

Sebab, Bali mendunia bukan semata karena infrastruktur dan alamnya yang elok, tapi juga karena layanan transportasinya baik, adat budayanya lestari, dan hospitality yang ditawarkan warganya membuat para tamu betah tinggal berlama-lama dan kangen untuk datang lagi. 

Mesti Sinaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×