kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kali ini boleh boros


Rabu, 15 November 2017 / 15:49 WIB
Kali ini boleh boros


| Editor: Tri Adi

Biasanya kita selalu dianjurkan untuk menghemat energi. Maklum, selama puluhan tahun sumber energi yang kita konsumsi mengandung subsidi negara. Semakin boros kita menggunakan energi, semakin jebol APBN.

Namun, kali ini, secara tersirat, muncul semacam dorongan agar masyarakat "boros" energi. Kita tidak sedang bicara bahan bakar minyak, lo. Kita ngomongin listrik.

PT PLN, badan usaha milik negara pemasok setrum, sedang menggagas sebuah kebijakan yang tidak biasa. Daya setrum pelanggan rumah tangga akan disederhanakan. Pelanggan listrik berdaya 1.300 watt hingga 5.500 watt akan diringkas menjadi satu golongan daya: 5.500 watt saja.Pelanggan di rentang daya tersebut diminta menaikkan kapasitas langganan mereka. Gratis biaya peningkatan daya!

Nah, buat apa kapasitas langganan setiap rumah dinaikkan kalau tidak untuk digunakan, bukan? Kalau penggunaan itu melebihi dari kebutuhan sejati saat ini, bukankah berarti pemborosan?

Tentu saja PLN tidak mau dituding demikian. Perusahaan setrum pelat merah ini beralasan sebagian pelanggan memang ingin meningkatkan kapasitas daya listrik mereka. Konon terdapat 1,5 juta pelanggan mengajukan peningkatan daya. Bahkan, PLN menaksir potensi pelanggan yang akan menaikkan daya bisa mencapai 13 juta pelanggan.

Kalangan masyarakat yang tak mengikuti perkembangan dunia kelistrikan negeri ini mungkin heran dan bertanya-tanya, "Kok, berani-beraninya PLN berencana obral tawaran peningkatan daya?"

Memang, sedikit orang yang mengetahui bahkan sekadar menduga bahwa saat ini pasokan setrum PLN sudah surplus. Iya, sungguh! Saat ini kapasitas produksi listrik PLN jauh melebihi permintaan, termasuk dibandingkan dengan beban puncak.

Sampai akhir 2015 lalu, kapasitas terpasang pembangkit milik PLN saja mencapai 40.265 megawatt. Saat itu, beban puncak hanya sebesar 33.381 megawatt. Akhir tahun 2016, kapasitas pembangkit listrik PLN dan swasta sudah mencapai 54.664 megawatt, dengan beban puncak hanya 45.323 megawatt. Jadi, bisa kita maklumi jika PLN merasa surplus energi itu terlalu sayang untuk disia-siakan.

Namun, rasanya perlu inisiatif lain yang "lebih keren" ketimbang sekadar merangsang rumah tangga agar boros listrik. Salah satunya, misalnya, mewujudkan mimpi migrasi BBM ke listrik sebagai bahan bakar kendaraan. Bagaimana, setuju?

Benar, nih, ndak byar-pet lagi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×