Reporter: Riska Rahman | Editor: Tri Adi
Meski aksi jual asing belakangan ini marak terjadi di pasar modal, nyatanya masih ada saham di pasar modal kita yang menarik minat investor luar negeri. Saham tersebut ialah saham sektor perbankan seperti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).Ketiga saham ini mencatat nilai net buy asing terbanyak di tahun ini.
Ketertarikan asing pada saham perbankan di Indonesia disebabkan oleh tingginya net interest margin (NIM) yang ditawarkan. Di Indonesia, NIM masih berkisar di angka 5% hingga 6%. Angka ini jelas lebih tinggi dibanding NIM saham bank regional yang berkisar 2%-3%.
Rendahnya literasi keuangan di Indonesia menyisakan ruang pertumbuhan yang besar, baik dari segi volume kredit dan likuiditas. Wajar jika investor asing berbondong-bondong masuk ke saham di sektor ini.
Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) juga menandakan pemerintah ingin menggenjot penyaluran kredit. Ini memberikan sinyal kepada investor asing bahwa pemerintah ingin mendorong perbankan menjadi sumber pendanaan untuk perekonomian.
Secara makro, jasa keuangan berkontribusi cukup besar pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia ketimbang sektor lainnya. Maka pergerakan harga saham ini cenderung mengikuti kondisi makro ekonomi Indonesia, sehingga pergerakannya cukup stabil.
Tahun depan, sektor perbankan masih menarik bagi para investor asing. Pada tahun 2016, sektor ini sempat tertekan lantaran tingginya tingkat non-performing loan (NPL). Namun di semester I-2017, sektor ini membaik dan akan berlanjut di 2018, meski kondisi politik akan cukup panas.
Terlebih lagi, jumlah price to book value (PBV) saham-saham bank saat ini masih belum mencapai nilai tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya, sehingga masih ada potensi tumbuh.
Saya pikir saham-saham perbankan pun akan menarik bagi para investor domestik. Saya menyarankan saham BMRI dan BBRI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
