kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada potensi tumbuh lebih tinggi


Selasa, 12 Desember 2017 / 11:09 WIB
Ada potensi tumbuh lebih tinggi


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Tri Adi

Arah pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 terlihat menuju peningkatan dibandingkan dengan tahun ini. Penyebabnya, harga minyak dunia diperkirakan masih akan bergerak di kisaran US$ 50-US$ 60 per barel, lebih tinggi daripada kisaran dua tahun terakhir. Biasanya, saat harga minyak naik, harga energi nonmigas dan komoditas alam lainnya ikut meningkat.

Jelas, tren kenaikan harga komoditas akan membawa perekonomian Indonesia bergerak lebih kencang. Karena 60% ekspor Indonesia adalah produk yang terkait dengan energi dan komoditas. Ini sudah terlihat pada semester II-2017, ekspor kita naik pesat.

Daya beli konsumen tahun depan diperkirakan juga akan lebih mendukung pertumbuhan ekonomi. Tahun depan, tingkat konsumsi masyarakat diperkirakan meningkat.

Saat ini, ketika harga komoditas naik, masyarakat masih lebih suka menyimpan dananya. Ini sebenarnya perilaku masyarakat Indonesia, yakni harus mengisi pundi-pundi investasi, setelah selama ini ketika harga komoditas turun, dana simpanan terpakai untuk berbelanja. Dengan dukungan itu, saya perkirakan pertumbuhan ekonomi RI tahun depan di kisaran 5,1%-5,3%.

Namun, potensi pertumbuhan itu bisa saja terganggu, terutama akibat efek eksternal. Beberapa waktu lalu, Jeffrey Frankel, guru besar Harvard University, mengingatkan saya mengenai risiko gelembung di pasar modal Amerika Serikat (AS). Pasal modal AS berpotensi over heat, sehingga ia menyarankan supaya sektor keuangan lebih berhati-hati.

Jadi, walaupun ada potensi untuk tumbuh lebih tinggi, pemerintah harus tetap waspada pada tahun depan. Banyak ketidakpastian yang bisa mengganggu perekonomian.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×