kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arena para raksasa


Selasa, 17 April 2018 / 14:08 WIB
Arena para raksasa


| Editor: Tri Adi

Berapa orang di sekitar Anda yang belum pernah belanja online? Berapa orang yang Anda kenal belum pernah samasekali bermain game di telepon seluler? Jumlahnya, mungkin saja bisa dihitung dengan sebelah jari tangan.

Jika memang begitu, harap maklum saat ada maklumat bahwa negara kita akan segera menjadi arena persaingan banyak raksasa Internet dunia. Para analis Goldman Sachs menyatakan hal ini pekan lalu.

Faktor yang mendorong para raksasa Internet mengincar Indonesia, tak lain karena populasi penduduk, pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, serta potensi pasar yang belum digarap ternyata sangat besar. Ada dua sektor bisnis yang dianggap menawarkan peluang gede, yakni e-commerce dan gaming. Seperti dikutip Bloomberg, laporan itu mengatakan bahwa CAGR bisnis game berkisar 22% pada lima tahun ke depan, sementara bisnis e-commerce bisa mencapai 61%.

Belakangan, para raksasa itu sudah ambil bagian dalam perputaran bisnis terkait Internet di Indonesia. Nama seperti Softbank, Tencent, Alibaba, Alphabet yang merupakan induk perusahaan Google, masing-masing menyuntikkan modal bagi pebisnis yang mengambil pasar Indonesia, seperti Gojek, Tokopedia, Lazada, Zilingo, dan sebagainya.

Bisnis gaming tak kalah seksi. Sudah lama Indonesia dipilih jadi basis industri Game Loft, produsen game seperti March of Empires, Asphalt8. Para pemain game dari Indonesia pun jadi incaran produsen. Misalnya, Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) keluaran Moonton, saat pertama kali meluncurkan versi Android tahun 2016 memilih lokasi China, Indonesia, dan Malaysia. Saat ini, MLBB diinstal oleh lebih dari 100 juta pengguna Android. Produsernya menyelipkan Gatotkaca sebagai hero, demi pasar Indonesia. Fenomena itu makin mengukuhkan Indonesia adalah pasar yang tidak dipandang sebelah mata.

Untung saja, banyak orang lokal yang memanfaatkan sorotan positif para raksasa Internet ini. Kisah tentang pengusaha kecil yang bisa lebih leluasa memasarkan produk mereka lewat e-commerce, atau pedagang dadakan yang dapat menjangkau lokasi jauh yang dulu tak terbayangkan, mewarnai potensi pasar e-commerce. Tentu saja, kita juga berharap semoga pengusaha kecil seperti itu makin bertambah.

Di sisi lain, industri game lokal juga berjaya. Jangan hanya jadi pasar, namun tambah pula game lokal seperti dulu Tahu Bulat dan Tebak Gambar pernah populer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×