kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harus bisa jadi super holding


Selasa, 17 Juli 2018 / 12:30 WIB
Harus bisa jadi super holding
ILUSTRASI. ANALISIS - Toto Pranoto


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Adi

Ada sejumlah alasan pemerintah mempercepat pembentukan holding. Salah satunya untuk mengubah komposisi pareto. Penjelasan sederhana pareto condition adalah 20:80. Misalkan ada 114 BUMN tapi 25 di antaranya sudah menghasilkan hampir 90% dari total penjualan seluruh BUMN.

Dengan komposisi semacam itu, span of control atau rentang kendali dalam pengelolaan akan sangat lebar. Jadi mengapa tidak dibuat sederhana saja? Antara lain dengan menggabungkan BUMN sejenis dalam sebuah holding agar lebih mudah melakukan manajemen kelola.

Sementara pembentukan holding harus memberikan nilai lebih. Misalkan saja empat BUMN tambang bergabung dalam satu holding. Maka seharusnya nilai holding tersebut bukan lagi empat, tapi lebih dari empat! Kalau masih sama, berarti tak ada gunanya membentuk holding.

Holding juga mesti menciptakan nilai baru. Saat nilai dikaitkan dengan profit, maka rumus sederhananya adalah pendapatan dikurangi biaya. Andaikata belum bisa meningkatkan pendapatan dalam jangka pendek, profit bisa dikejar dengan cara mengurangi duplikasi biaya.

Selain itu, penting pula memperhatikan faktor non-teknis di luar perhitungan ekonomi, yakni ladang perebutan kepentingan sejumlah pihak tertentu. Kalau hal itu masih ada, akan sulit mengharapkan holding berjalan sesuai harapan.

Oleh karena itu, pembentukan holding harus berpegang pada tiga kunci, yaitu profesionalitas, integritas dan kepemimpinan yang visioner. Pada tataran manajemen, profesionalitas penting diperhatikan. Contohlah Temasek (Singapura) yang memakai jasa para profesional dan bahkan mantan chief executive officer (CEO) kelas dunia.

Harus diakui jika holding kita saat ini masih jauh dibandingkan dengan sovereign wealth fund atau super holding seperti Temasek dan Khazanah (Malaysia). Sebab, holding kita masih bersifat sektoral. Semestinya ke depan holding di Indonesia bisa meningkat menjadi super holding.•

Toto Pranoto
Managing Director Lembaga Management FEB-UI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×