| Editor: Tri Adi
Shopping is My Cardio. Begitu bunyi slogan promosi di sebuah toko fesyen yang berada di 23 Paskal Shopping Center, Bandung, akhir pekan lalu. Slogan kekinian itu menunjukkan betapa semakin kreatifnya para pengelola toko mencari cara untuk menggoda para calon pembeli. Di saat orang lagi demam berolahraga, eh, mereka meramu kata-kata di sekitar aktivitas olahraga menjadi slogan promosi.
Uniknya, di tempat yang sama, akhir pekan lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar acara Investival, acara literasi investasi yang menggandeng para perusahaan pialang saham di kota Bandung. Lewat pameran dan berbagai aktivitas, Investival mengajak masyarakat untuk mulai berinvestasi saham secara rutin. Tagline Yuk Nabung Saham menjadi andalan BEI untuk menggoda para pengunjung mal agar mau mulai berinvestasi saham.
Acara ini bisa dibilang nekad, tapi sekaligus juga kreatif. Nekad karena BEI mempromosikan investasi di tempat orang-orang justru ingin membuang duit. Otoritas bursa dan para broker harus melawan daya tarik diskon aneka produk yang sekilas lebih memikat di mata konsumen ketimbang investasi saham. Namun, dengan kemasan yang kreatif, di mal seperti 23 Paskal Shopping Center, para pembicara yang tampil justru bisa menyentil pengunjung secara telak. “Kalian belanja melulu, kapan investasinya?” Kurang lebih, begitu pesan yang ingin disampaikan.
Hasil aksi nekad BEI ini cukup menggembirakan. Kegiatan Investival yang dimulai sejak 9 Oktober sampai dengan 12 November 2017 berhasil menghimpun pengunjung 23.613 orang. Dari pengunjung yang hadir, sebanyak 3.711 orang membuka rekening efek baru dengan total transaksi sebesar Rp 3,1 miliar. Para investor anyar itu berasal dari 27 kota besar di seluruh Indonesia yang menjadi lokasi Investival.
Jargon Yuk Nabung Saham yang menjadi payung rangkaian Investival juga menuai hasil baik. BEI mengklaim, sejak Yuk Nabung Saham diluncurkan dua tahun lalu, investor saham telah meningkat 41%, dari 434.107 menjadi 612.043.
Semoga saja, energi BEI untuk menggelar program literasi saham tidak surut tahun depan. Di luar itu, di zaman now, kreativitas juga kudu meningkat. Maklum, para “pesaing” saham juga kian pintar menggoda masyarakat. Sebut saja toko-toko fesyen, investasi abal-abal, bitcoin trading, dan masih banyak lagi. Di akhir cerita, kita harus bisa menggusur slogan Shopping Is My Cardio dengan Investing Is My Cardio!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
