kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ironi sekuriti bank


Jumat, 23 Maret 2018 / 10:57 WIB
Ironi sekuriti bank


| Editor: Tri Adi

Lama tak terdengar, keluhan korban pembobolan rekening menggunakan metode skimming atau pencurian data kartu ATM kembali marak. Bukan hanya di satu bank, nasabah beberapa bank melaporkan kasus yang kurang lebih sama. Sebaran wilayahnya cukup luas. Kerugian yang diderita nasabah beragam, ada yang ratusan ribu rupiah tapi ada pula yang sampai jutaan rupiah per nasabah.

Jika kita ingat, beberapa tahun silam, peristiwa yang sama juga sempat menjadi pergunjingan. Sebagai respons atas peristiwa tersebut, waktu itu, kemudian bank-bank ramai-ramai meningkatkan pengamanan ATM mereka. Ada yang menambah kamera, menyempurnakan penutup papan ketik, hingga memasang alat anti skimmer di ATM. Di luar itu, diskusi tentang migrasi ATM dari sistem magnetik menjadi chip sebagai solusi permanen terhadap kejahatan skimming juga ramai diperbincangkan.

Respons yang kurang lebih sama muncul saat ini. Bank-bank kompak menyatakan akan memperketat pengamatan atas ATM-ATM mereka baik melalui patroli fisik maupun penambahan sistem mitigasi risiko kejahatan skimming.

Tak mau ketinggalan, Bank Indonesia (BI) juga menyatakan akan berbicara dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk mendorong percepatan migrasi kartu magnetik ke teknologi cip. Tadinya, BI menargetkan migrasi seluruh kartu ke teknologi cip rampung akhir 2021 atau awal 2022.

Tentu saja, masyarakat nasabah bank berharap kali ini bank sentral dan para bankir lebih serius mewujudkan percepatan migrasi ke kartu cip tersebut. Jangan hanya ramai berdiskusi saat banyak fraud terjadi, tapi setelah itu kembali sepi.

Faktanya, jumlah kartu yang telah diganti menjadi kartu cip masih sedikit. Ambil contoh di Bank Mandiri. Saat ini, baru sekitar 25% dari 17 juta nasabah Mandiri yang menggunakan kartu cip.

Butuh biaya? Itu sudah pasti. Namun, demi keamanan seluruh ekosistem perbankan dan kenyamanan nasabah, investasi teknologi cip sangat layak memperoleh prioritas. Apalagi, para bankir sendiri telah sepakat bahwa hanya migrasi ke kartu chip yang bisa mengilangkan praktik skimming hingga 100%.

Jika melihat keuntungan bank sepanjang tahun 2017 lalu, investasi teknologi kartu cip semakin memperoleh justifikasi. Bukankah ini sebuah ironi? Bank-bank sibuk memupuk laba, namun, mereka terkesan lamban berinvestasi teknologi untuk melindungi para nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×