kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jangan naik terlalu drastis


Selasa, 12 September 2017 / 12:37 WIB
Jangan naik terlalu drastis


| Editor: Tri Adi

Nilai tukar rupiah akhir-akhir ini semakin menguat. Sepanjang pekan lalu saja, mata uang garuda berhasil menguat 1,05%. Penguatan tersebut merupakan lanjutan dari penguatan 0,067% yang terjadi pada pekan sebelumnya.

Dari sisi fiskal, penguatan ini memberikan angin segar. Sebab, jika pemerintah menerbitkan surat utang negara, dengan nilai tukar sekarang ini bagus karena dollar yang didapat akan semakin banyak.

Dari sisi pendapatan negara, penguatan rupiah ini juga positif. Berdasarkan perhitungan, setiap perubahan nilai tukar Rp 100 saja dari asumsinya, dampak ke penerimaan akan besar.  Bila menilik nota keuangan APBNP 2017, setiap perubahan nilai tukar rupiah Rp 100 per US$, akan ada dampak ke pendapatan negara sekitar Rp 3,5 triliun-Rp 4,9 triliun.

Sedangkan efeknya ke belanja negara akan ada perubahan sekitar Rp 1,6 triliun - Rp 2,6 triliun. Perubahan nilai tukar rupiah juga bakal berdampak pada surplus/defisit anggaran sekitar Rp 1,9 triliun-Rp 2,3 triliun.

Di sisi lain, penguatan rupiah ini juga memberi angin segar bagi importir. Maklum, penguatan nilai tukar rupiah akan membuat harga impor bahan baku akan lebih murah.

Meski begitu, menurut saya pemerintah dan Bank Indonesia tidak boleh terlena dengan penguatan nilai tukar rupiah saat ini. BI dalam hal ini harus tetap menjaga agar penguatan rupiah tidak terjadi secara drastis, apalagi melebihi 5% dalam waktu yang terlalu cepat.

Bila rupiah menguat terlalu cepat akan memberi efek buruk pada kinerja ekspor. Sebab, dengan penguatan tersebut, ekspor barang ke luar negeri akan menjadi lebih mahal.

Karena itu, saya berharap BI tidak tergesa-gesa mengambil kebijakan. Selain itu, BI juga harus bisa mencermati situasi sambil menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Menurut saya, BI setidaknya masih punya waktu sekitar tiga minggu lagi untuk mengambil keputusan bila penguatan rupiah dinilai bakal semakin drastis dan berkepanjangan.              

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×