kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,39   6,03   0.65%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengejar liburan


Senin, 25 September 2017 / 12:34 WIB
Mengejar liburan


| Editor: Tri Adi

Waktu menunjukkan tengah malam, yakni Jumat dinihari (22/9), ketika para pekerja pameran wisata Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2017 Fase Dua sibuk mempersiapkan event di Jakarta Convention Center tersebut. Di tengah kesibukan para pekerja itu, tampak Kevin dan istrinya.

Pasangan tersebut rupanya ingin menjadi yang pertama mendapatkan tiket di pameran tersebut. "Saya mau liburan ke Jepang dengan istri. Saya antre dan mengincar tiket murah dan cashback," ujarnya, mengutip Kompas.com, Jumat (22/9).

Boleh dibilang, Kevin dan sang istri adalah pengunjung pertama GATF 2017 Fase II. Pengunjung lain  menyusul berdatangan pukul 4 pagi. Dan pukul 9 pagi, antrean sudah memanjang bak ular naga di depan pintu masuk.

Di sekitar JCC, tempat parkir amat padat. Sementara di seputar kawasan Senayan, kendaraan tampak berjalan perlahan, imbas antusiasme pameran tersebut.

Terkesan paradoks. Di tengah lesunya ekonomi, pameran wisata selalu penuh sesak dengan pengunjung. Jika GATF Phase II kemarin sudah ada yang antre tengah malam, pada GATF 2017 Phase I yang diselenggarakan 10 Maret-12 Maret 2017, pengunjung sudah ada yang datang pukul 21.30 WIB. Pameran lain yang diselenggarakan berbagai pihak juga laris manis tanjung kimpul. Dagangan habis uang kumpul

Maraknya perjalanan wisata sepertinya menjadi tren. Salah satu pendongkrak tren ini adalah generasi milenial. Negara lain yang juga mengalami booming wisata adalah China.

Booming wisata ini menjadi salah satu dewa penolong ekonomi domestik negeri tersebut. Bisnis wisata ini mendorong pengeluaran untuk tiket pesawat, hotel, taman hiburan, kasino dan kapal pesiar.

Tahun 2015, China menciptakan 128 juta perjalanan ke luar negeri. Tahun 2020 jumlah tersebut diperkirakan meningkat sekitar 70%. World Travel and Tourism Council menghitung, bisnis travel berkontribusi sekitar 9% ke perekonomian Tiongkok. Dan yang menarik, mengutip Bloomberg, sebanyak 60% pelancong Tiongkok itu berusia antara 18 tahun-34 tahun.

Booming wisata ini "memaksa" Airbus Group membuka pabrik baru di Tianjin, China pada Rabu (20/9). Pabrik yang akan mempekerjakan 250 orang tersebut akan memproduksi pesawat A330. Pabrik ini tak cuma memasok China, tapi juga Asia. Mampukah booming wisata Indonesia mendatangkan efek ekonomi seperti di China?                    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×