kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengejar target 20 juta turis asing


Senin, 20 November 2017 / 12:37 WIB
Mengejar target 20 juta turis asing


| Editor: Tri Adi

Tourism is important because it can create sustainable local economies. I'd much rather have 1.000 tourists going up the Tambopata than 1.000 gold miners.”
-- Frans Lanting

Peningkatan infrastruktur serta penambahan jumlah destinasi wisata diharapkan bakal kian mengatrol kinerja sektor pariwisata kita sehingga mampu menjadi salah satu core business dan sekaligus menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru negeri ini. Yang bisa berkontribusi besar bagi produk domestik bruto, devisa dan pembukaan lapangan kerja.

Sektor pariwisata sudah sejak lama diyakini dapat menjadi salah satu industri pokok yang menopang secara signifikan perekonomian sebuah negara. Jika direncanakan, dikembangkan dan dikelola dengan baik, industri pariwisata bukan saja akan mengucurkan keuntungan devisa yang lumayan besar, tetapi juga menjadi katalis bagi pembangunan negara yang berkelanjutan.

Mengingat manfaatnya yang demikian besar, banyak pengelola negara di berbagai belahan dunia memberi perhatian sangat serius bagi pengembangan sektor industri pariwisata. Sebagai negara yang dianugerahi panorama alam yang elok serta aneka seni serta budaya yang sangat kaya, tentu saja, Indonesia harus bisa memanfaatkan segala potensi wisata yang dimilikinya sehingga berdaya guna secara maksimal.

Dalam artikel bertajuk The Surprising Places Where Tourism Is Growing Fastest, Oliver Smith, Redaktur Wisata The Daily Telegraph, koran terbitan Inggris dengan sirkulasi sekitar 460.054, menyebut Indonesia sebagai satu dari dua puluh negara dengan pertumbuhan sektor pariwisata paling cepat di dunia saat ini.

Khusus menyangkut daya saing, laporan World Economic Forum (WEF) baru-baru ini menempatkan indeks daya saing pariwisata Indonesia berada pada arah yang positif. Setidaknya ini ditandai dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara, dari 10 juta wisatawan di tahun 2015 menjadi 12 juta wisatawan di tahun 2016. Peningkatan ini berimbas pula pada pemasukan devisa negara dari US$ 12,33 miliar menjadi US$ 12,44 miliar.

Indonesia menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara akan keningkat menjadi 20 juta wisatawan di tahun 2019 mendatang, dengan proyeksi penghasilan devisa sebesar US$ 24 miliar. Sudah barang tentu, untuk mendukung pencapaian target tersebut, selain promosi dan pemasaran yang gencar, peningkatan infrastruktur  juga perlu terus dilakukan. Tawaran keindahan panorama alam dan beragam seni budaya khas yang kita miliki tidak akan berarti banyak tanpa ditopang infrastruktur pariwisata yang memadai.

Perbanyak destinasi wisata  

Salah satu infrastruktur penting pariwisata adalah bandara. Bandara berskala internasional merupakan salah satu infrastruktur yang sangat diandalkan dalam jagat pariwisata internasional. Ia menjadi gerbang utama masuknya wisatawan asing, dan sekaligus menjadi representasi secara umum citra negara yang mereka kunjungi.

Kendatipun saat ini kita memiliki hampir 30 bandara bertaraf internasional, toh fasilitas serta pelayanan di bandara-bandara tersebut belum seluruhnya prima. Di sisi lain, kualitas jalan dan sarana transportasi dari bandara menuju kawasan dalam kota serta luar kota juga masih perlu terus ditingkatkan.

Selain bandara dan jalan, yang harus juga segera ditingkatkan adalah pelabuhan kapal pesiar. Selama 10 tahun terakhir, bisnis kapal pesiar merupakan sektor yang paling cepat pertumbuhannya dalam industri pariwisata internasional. Sejak tahun 1980-an, industri kapal pesiar mengalami pertumbuhan penumpang rata-rata 7,2% per tahun dengan raihan keuntungan secara global sekitar US$ 30 miliar per tahun.

Sejauh ini, kawasan Karibia, Timur Tengah dan Alaska masih menjadi destinasi utama kebanyakan kapal pesiar. Meski begitu, kawasan Eropa dan Asia Tenggara kini mulai pula dilirik menjadi alternatif untuk destinasi kapal pesiar.

Sebagai sebuah negara kepulauan dengan panorama bahari yang tidak kalah cantik dibandingkan dengan kawasan-kawasan lainnya di dunia, sesungguhnya Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu destinasi utama kapal pesiar di Asia Tenggara. Dalam hal ini, Indonesia membutuhkan lebih banyak pelabuhan yang dapat disinggahi oleh kapal pesiar dari berbagai ukuran.

Oleh karena itu, pembenahan dan peningkatan pelabuhan-pelabuhan yang kita miliki dibarengi dengan tersedianya fasilitas-fasilitas penunjang lainnya mesti menjadi salah satu prioritas kita. Yang juga tidak kalah krusial adalah menyediakan berbagai paket atraksi seni dan budaya khas serta unik yang mampu menarik minat para wisatawan kapal pesiar untuk terus datang berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia.

Sementara itu, penambahan jumlah destinasi wisata yang ditawarkan merupakan hal yang wajib dilakukan. Selain untuk memperluas pasar, penambahan jumlah destinasi ini juga untuk kepentingan pemerataan pembangunan dan penyerapan lapangan kerja. Sejauh ini, Bali masih menjadi destinasi yang paling banyak diincar wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.

Kita mengapresiasi upaya Kementerian Pariwisata yang telah menciptakan sepuluh destinasi wisata baru. Yakni Danau Toba, Tanjung Kelayang, Borobudur, Wakatobi, Morotai, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Bromo Tengger Semeru, Mandalika dan Labuan Bajo. Kita harap, ada tambahan destinasi baru lainnya.

Di luar hal tersebut, yang tidak boleh dilupakan adalah aspek pendidikan dan pelatihan bagi para calon dan tenaga kerja  kepariwisataan. Program pendidikan dan pelatihan secara rutin dan sinambung bagi mereka harus senantiasa menjadi prioritas. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menaikkan standar profesionalisme serta pelayanan di sektor jasa kepariwisataan kita. Target sertifikasi 500.000 tenaga kerja di bidang kepariwisataan, sebagaimana dicanangkan pemerintah, diharapkan dapat dicapai pada tahun 2019 mendatang

Akhirnya, untuk mewujudkan target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta pelancong,  pemerintah tidak bisa berjalan sendirian. Kerjasama harmonis yang melibatkan berbagai pihak dan para pemangku kepentingan, dengan dilandasi kesamaan visi maupun misi, mutlak diperlukan, dengan tujuan pokok membangun dan memajukan industri pariwisata kita yang memihak kepada pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, kesejahteraan warga dan kelestarian lingkungan.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×