Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Tri Adi
Meski bisnis sepeda motor tumbuh stagnan, penjualan mobil di awal tahun ini meningkat cukup bagus. Pertumbuhan penjualan mobil menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berasal dari sektor riil.
Saya memperkirakan, penjualan kendaraan bermotor di sepanjang tahun ini akan terus bertumbuh. Hal ini tentu menjadi salah satu kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Setidaknya, terdapat dua faktor utama yang membuat pertumbuhan penjualan mobil melesat pada awal Januari ini. Pertama, kenaikan daya beli masyarakat mulai terasa di awal tahun ini. Hal tersebut mendorong penjualan barang-barang tersier, seperti mobil dan properti.
Kedua, suku bunga yang turun juga menyetir kenaikan penjualan mobil. Dengan penurunan bunga, maka masing-masing leasing akan berlomba memberikan bunga yang cenderung lebih rendah dan bersaing.
Tren pasar mau tak mau juga menjadi faktor pendorong kenaikan penjualan kendaraan roda empat. Apalagi dengan banyaknya ojek dalam jaringan (daring) seperti Go-Jek, Uber dan Grab. Hal ini turut mendorong penjualan kendaraan roda empat.
Bagi PT Astra International Tbk (ASII), hal ini menjadi salah satu sentimen yang positif. Apalagi mengingat bahwa 80% pendapatannya disuplai oleh segmen aneka industri.
Dengan faktor ini, saya melihat sudah saatnya investor untuk mengakumulasi beli saham ASII, yang menjadi pemimpin pasar otomotif. Apalagi saat ini harga saham ASII masih di level Rp 8.425 per saham.
Meski saat ini masih mendominasi pasar, ASII juga harus mencermati persaingan. Apalagi persaingan di bisnis low cost green car yang semakin inovatif.
Inovasi dari perusahaan otomotif lain bisa menjadi ancaman bagi penguasa pasar seperti ASII. Inovasi perusahaan lain bisa menggeser pangsa pasar ASII.
Apalagi saya melihat bahwa saat ini persaingan di industri otomotif antara satu dengan yang lain bisa dikatakan cukup ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
