kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selera baru


Senin, 12 Februari 2018 / 14:56 WIB
Selera baru


| Editor: Tri Adi

Bulan lalu Google Alphabet, Temasek dan investor lain menanamkan investasi di Go-Jek sebagai bagian dari penggalangan dana senilai US$ 1,2 miliar. Jika dirupiahkan, jumlah itu setara Rp 16,2 triliun. Duit  itu akan  memperkuat posisi Go-Jek dalam bersaing dengan Grab dan Uber.

Investasi di Go-Jek sebagai bagian dari strategi mendukung dan berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi internet Indonesia. Dengan lebih dari 133 juta orang yang terhubung di dunia online, Indonesia adalah rumah bagi populasi pengguna internet terbesar kelima di dunia.

Sebelumnya, pada tahun lalu Alibaba menyuntik jumlah investasi yang tak jauh berbeda ke Tokopedia. Jumlahnya US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 14,85 triliun. Setelah mengantongi suntikan dana tersebut, Tokopedia ingin membangun pusat riset dan pengembangan alias research and development (R&D). Tokopedia melihat, sudah waktunya bagi startup dan perusahaan teknologi lokal membangun pusat riset dan pengembangan sendiri di dalam negeri.

Bagaikan burung elang, rupanya para raksasa dunia itu mengintai pasar Indonesia. Seperti yang terjadi belahan dunia lain, mereka melihat pasar Indonesia berubah dan memunculkan selera baru, selera pasar milenial.

Seiring selera baru itu, dalam tulisan di rubrik Economic Digest hari ini, Sindi Paramita, Analis Industri Bank Mandiri melihat,  pusat perbelanjaan akan berubah mengikuti gaya hidup konsumen generasi milenial. Menurut dia, yang akan bertahan adalah pusat perbelanjaan berkonsep keluarga dan lifestyle yang memiliki arena tempat bermain, bioskop, hiburan, atau tempat makan bergaya terbuka dan jam operasional lebih panjang.

Konsep baru pusat perbelanjaan itu lantaran konsumen terus tertarik berbelanja online. Meskipun, belanja di toko offline tetap menjadi pilihan. Diperkirakan pada tahun 2018 ini, kontribusi e-commerce terhadap penjualan ritel tak sampai 4%.

Selera baru juga terjadi di sistem pembayaran. Saat ini uang elektronik  dan sistem pembayaran elektronik semakin mendapat tempat.  Maka, berbondong-bondong, perbankan, industri telekomunikasi, perusahaan transportasi online, e-commerce dan start up mempersiapkan sistem pembayaran elektronik.

Satu hal yang tak boleh dilupakan tentu saja faktor keamanan data dan dana konsumen dengan selera baru itu. Ini tugas kita semua dan tentu saja panglimanya ada di pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×