kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SUGBK tunggu medali


Selasa, 16 Januari 2018 / 14:42 WIB
SUGBK tunggu medali


| Editor: Tri Adi

Bangga. Kagum. Dada membuncah. Hidung kembang-kempis. Sedikit lebay, memang. Tapi hal itulah yang saya rasakan saat melihat foto-foto dan video Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo pada Minggu (14/1) lalu. Kekaguman saya cukup beralasan. SUGBK yang baru menunjukkan kemegahan yang ditunjang dengan fasilitas modern dan ciamik. Melihat fasilitas yang ada, yang terlintas di pikiran saya adalah: "Alhamdulillah, akhirnya, Indonesia memiliki sebuah ikon yang bisa dibanggakan di dunia internasional.".

Stadion yang telah berdiri sejak 1962 tersebut baru saja direnovasi karena akan menjadi venue utama ajang Asian Games 2018. SUGBK yang baru mampu menampung sekitar 80.000 penonton. Kualitas kursi juga lebih bagus dengan jenis satu kursi (single seat) dan lipat (flip up) dan telah memenuhi standar aksesibilitas evakuasi. Bahkan, kursi ini mampu menahan beban hingga 250 kilogram dan tidak mudah ditarik sehingga menahan aksi vandalisme.

Selain itu, stadion ini sudah ditenagai pencahayaan berkekuatan 3.500 lux atau tiga kali lebih terang dari sebelumnya. Sistem pencahayaan juga terintegrasi dengan sistem tata suara yang berkekuatan hingga 80 ribu watt PMPO. Kabarnya, penerangan di SUGBK diklaim melebihi Stadion Wembley di Inggris. Tak sampai di situ, permukaan lapangan juga berlapiskan rumput dari jenis terbaik, yaitu zoysia matrella.

Menyusul renovasi SUGBK, sudah sepatutnya pemerintah juga memberikan perhatian serius pada prestasi atlet Indonesia di ajang SEA Games. Masalahnya, pada tahun lalu, Indonesia mencatatkan prestasi terburuk dalam sejarah ajang SEA Games sejak pertama kali berpartisipasi di 1977. Isu miring yang beredar adalah terlambatnya uang akomodasi SEA Games yang diterima para atlet. Mengingatkan saja, pada SEA Games yang dihelat di Kuala Lumpur itu, prestasi Indonesia terpuruk dan berakhir di posisi kelima dengan raihan total 191 medali, yang terdiri dari 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu. Jauh tertinggal dari perolehan Malaysia yang meraih 145 emas, 92 perak, dan 86 perunggu.

Padahal, dulu Indonesia kerap dikenal sebagai Macan Asia Tenggara karena kerap jadi juara umum. Mundurnya presasi Indonesia harus dicarikan solusinya dengan segera. Belum terlambat bagi Indonesia untuk berbenah. Sebab, bangga akan kemegahan SUGBK saja tidak cukup. Kebanggaan tentunya akan semakin lengkap jika dipadukan dengan kemenangan dan prestasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×