kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ujung jari


Rabu, 14 Februari 2018 / 07:32 WIB
Ujung jari


| Editor: Tri Adi

Pilihan sistem pembayaran dipastikan makin beragam. Konsumen terus dimanjakan dengan aneka platform pembayaran yang bermuara satu goal: memudahkan. Berbekal ujung jari, berbafai transaksi bisa diselesaikan dengan efisien, cepat, dan murah.

Alasan ini pula yang mendasari pebisnis dari banyak sektor merangsek di bisnis sistem pembayaran. Perbankan yang zaman old menjadi satu-satunya pebisnis di sistem pembayaran suka tidak suka mendapat penantang baru.

Industri telekomunikasi menjadi penantang pertama, bahkan sampai kini terus mencoba menantang dominasi perbankan dalam sistem pembayaran. Terbaru adalah pebisnis moda transportasi berbasis aplikasi juga rame-rame nyemplung di bisnis sistem pembayaran.

Jalan lempang sudah dikantongi Go-Jek masuk bisnis ini dengan Gopay-nya. Saat ini, ratusan miliar dana saban hari berpindah dari rekening bank ke gopay. Dengan jumlah pengguna Gojek lebih dari 15 juta, transaksi di perusahaan transportasi berbasis aplikasi ini sudah pasti jumbo.

Taruh kata saban hari, pengguna menyimpan duit maksimal Rp 10.000 saja, dengan 15 juta pengguna, Gopay bisa menangkup dana dalam rekeningnya hingga Rp 150 miliar per hari.

Ini baru dana yang terkumpul di satu pemain transportasi berbasis aplikasi saja. Di Indonesia, ada Grab dan Uber yang juga bermain di bisnis sama. Dengan jutaan pengguna aplikasi, mereka kini juga tengah mengembangkan sistem pembayaran serupa. Grab semisal dengan Ovo, Uber kini tengah menjajaki bisnis sistem pembayaran ini dengan pihak lain.

Hal menarik yang layak dicermati dalam bisnis Gojek adalah upaya memadukan mobilitas, aktivitas hingga pembayaran konsumen. Dengan sistemnya, Gojek bisa memetakan aktivitas pengguna aplikasinya, mulai dari kebiasan pergi, transaksi atau belanja, hingga urusan isi perut. Lewat aplikasi juga, mereka punya data mitra bisnisnya dari jenis motor hingga mobil yang mereka miliki.

Penguasaan data itu pula, wajar jika pebisnis seperti Astra, Grup Djarum, Google berbondong-bondong masuk Gojek. Pricing Gojek pun melenting menjadi US$ 3 miliar atau sekitar Rp 39,98 triliun, setara dengan Grab, meski masih selisih jauh dengan Uber dengan valuasi US$ 60 miliar. Nilai bisnis jumbo itu, semuanya berawal dari ujung-ujung jari kita yang memasukkan data dalam aplikasi. Hebat, kan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×