kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Adaptasi Tidak Pasti


Kamis, 24 September 2020 / 13:25 WIB
Adaptasi Tidak Pasti
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Hampir sebulan terakhir ini kita lebih sering mendengar adanya lonjakan kasus baru pasien positif terinfeksi virus korona Covid-19. Ada yang menyebutnya sebagai rekor kasus baru, meskipun tambahan kasus ini seharusnya bukan sebagai pencapaian tapi sebagai kegagalan kita semua untuk mengendalikan Covid-19.

Tiga hari terakhir tambahan kasus baru pasien Covid-19 di Indonesia secara nasional selalu di atas 4.000, dengan kasus aktif hingga Rabu (13/9) ada 59.453 kasus. Ini menunjukkan pandemi Covid-19 belum ada tanda-tanda berakhir. Bahkan puncak kasus belum terlihat dengan kemampuan testing PCR harian di kisaran 30.000-40.000 per hari.

Mengutip data ekonom Faisal Basri, Indonesia sebagai negara dengan status upper midle income hanya mampu melakukan tes PCR sebanyak 10.527 per 1 juta penduduk. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan menengah bawah atau lower middle income.

Misalnya Pakistan, Nepal, Bangladesh Ghana, juga Bolivia. Angka ini tentu sangat rendah dan tidak ada alasan bagi Indonesia untuk bisa meningkatkan kemampuan testing Covid-19 ini. Lemahnya kemampuan testing ini menjadi satu ketidakpastian mengenai penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Ketidakpastian lainnya adalah kapan vaksin Covid-19. Beberapa pejabat mengklaim vaksin siap pada Desember 2020. Padahal perusahaan pemilik vaksin sendiri belum berani memberikan kepastian, apakah itu Sinovac, Sinopharm, G42.

Meskipun Indonesia menyatakan sudah menyiapkan uang muka untuk beli vaksin kepada beberapa pihak yang sudah melakukan uji klinik 3, tapi tak ada kepastian kapan vaksin bisa di produksi massal dan berapa jatah yang akan didapat Indonesia. Uang muka itu hanya sebagai portofolio untuk jaga-jaga agar kita bisa memesan saat vaksin siap produksi. Dalam skenario Komite Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) paling optimistis vaksin baru bisa didapat pada pertengahan 2021.

Ketidakpastian masalah kesehatan ini yang jadi momok dan ketidakpastian lain di sektor perekonomian. Pengetatan aktivitas warga akibat lonjakan kasus Covid-19 tak bisa dihindari sehingga kecepatan pemulihan di sektor ekonomi. Akibatnya pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 tak terhindarkan kembali negatif. Bahkan sangat mungkin kembali berulang kuartal IV-2020. Jadi, tampaknya kita harus beradaptasi dengan ketidakpastian ini.

Penulis : Syamsul Ashar

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×