kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

America is Back


Jumat, 22 Januari 2021 / 11:13 WIB
America is Back
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - The United States is back. Demikian Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Layen mengawali sambutannya terhadap inagurasi Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat. Kalimat serupa juga disematkan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In.

Frasa semacam itu menunjukkan betapa banyak negara di dunia ini yang mengakui pentingnya peranaan yang bisa dimainkan Negeri Paman Sam di tingkat global. Namun, sayangnya ekspektasi semacam itu dianggap sepi oleh Donald Trump, pendahulu Biden.

Pemerintahan Trump sangat inward looking. Saat berinteraksi dengan negara lain, AS di bawah Trump enggan mengambil tanggung jawab sebagai negara besar.

Kesan semacam itu tampak saat AS di bawah Trump menyatakan keluar dari Kesepakatan Paris. Pemerintahan Trump juga mengecewakan dunia ketika berselisih dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Alih-alih bekerjasama dengan negara lain untuk memerangi pandemi Covid-19, rezim Trump justru mengancam melepaskan keanggotaannya di WHO.

Sejak terjang pemerintahan Trump menjadi alasan para pemimpin dunia sangat antusias menyambut kepemimpinan yang baru. Seakan merespon sambutan Von Der Layen dan pemimpin lain, Biden bergerak cepat di hari pertamanya.

Ia merilis perintah eksekutif untuk membuka kembali jalan AS ke Paris Agreement. Ini tentu sesuatu yang melegakan mengingat perjuangan melawan ancaman pemanasan global seharusnya ditanggung seluruh negara.

Jika AS, yang merupakan negara maju sekaligus penghasil emisi terbesar kedua di dunia, enggan memikul tanggung jawab, bisa dipastikan negara-negara berpendapatan pas-pasan, seperti Brasil, akan turut mengelak. Padahal, ada banyak data yang menunjukkan pemanasan global membawa dampak merugikan di delapan penjuru dunia.

Dalam menanggulangi pandemi Covid 19, pemerintah AS juga mengambil kebijakan baru yang layak diapresiasi dunia. Pemerintahan Biden menyatakan akan aktif dalam Covax. Protokol yang turut dimotori WHO ini bertujuan memastikan ketersediaan dua juta miliar dosis vaksin Covid 19 di akhir 2021 untuk seluruh negara anggotanya.

Indonesia mendapat alokasi jatah vaksin terkonfirmasi dari Covax sebanyak 54 juta, plus potensi tambahan 54 juta lagi. Vaksin dari Covax dijadwalkan datang ke Indonesia pada kuartal II tahun ini hingga kuartal pertama tahun depan.

Penulis : Thomas Hadiwinata

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×