kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anggota DPR dan anak STM


Kamis, 03 Oktober 2019 / 13:42 WIB
Anggota DPR dan anak STM


Reporter: Barly Haliem | Editor: Tri Adi

Kelakuan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan anak Sekolah Teknik Menengah (STM) pada dasarnya mirip. Gemar membolos, suka tidur di ruang sidang, dan terlibat korupsi.

Itulah ledekan yang dilontarkan Aji Pratama, pelajar STM II Palembang. "Gimana gitu, aku sama DPR sama. Suka bolos, suka tidur, dan korupsi. Ada anggota DPR suka korupsi, aku juga korupsi. Korupsi duit SPP. Kita itu satu fashion, satu lifestyle. Pokoknya kalian itu panutankulah," kata Aji di acara lomba stand up comedy di Gedung DPR, September 2018. Sontak, lontaran Aji disambut gelak tawa para penonton, mayoritas anggota DPR, yang hadir kala itu.

Sejujurnya, lelucon yang disampaikan Aji menggambarkan realita DPR. Ambil contoh, 23 orang anggota DPR periode 2014-2019 terlibat korupsi dan ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kinerja legislasi juga kendor. Bukan saja jumlah penyelesaian Rancangan Undang-Undang (RUU) jauh di bawah target, publik juga jengkel karena DPR, dan pemerintah tentunya, mengesahkan RUU kontroversial. Lihat saja, diam-diam mereka mengebut dan merampungkan revisi Undang-Undang KPK, dan berupaya meloloskan RUU KUHP. Dua RUU inilah yang memicu kontroversi hebat saat ini.

Nah, prestasi DPR periode lalu memang memicu kita untuk selalu mempertanyakan keberpihakan wakil rakyat kita terhadap rakyat. Apalagi produk UU yang dihasilkan berjarak dengan kepentingan besar Merah Putih, namun pekat dengan kepentingan golongan.

Secara umum, buruknya penilaian publik terhadap DPR tecermin pada sejumlah survei. Berbagai hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap parlemen terus turun.

Yang patut dicatat, teori trias politika membagi fungsi kekuasaan pemerintahan pada tiga lembaga: eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tanggungjawab pengelolaan negara bertumpu pada tiga kekuatan itu.

Tidak benar bahwa pengelolaan negara hanya jadi domain eksekutif. Posisi legislatif dan yudikatif jelas bukan sekadar bumbu penyedap demokrasi modern.

Kita sungguh perlu wakil rakyat yang kuat, cerdas dan kredibel. Kita menginginkan DPR periode ini menjadi mitra tanding sepadan bagi eksekutif, sekaligus teman dalam kebaikan bagi pemerintah.

Selamat bertugas DPR baru. Jangan gemar membolos, suka tidur saat di ruang sidang, dan jauhi korupsi. Jangan sampai anak STM meledek dan mendemo Anda.♦

Barly Haliem Noe

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×