kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apa dan bagaimana menabung saham?


Senin, 12 Maret 2018 / 12:35 WIB
Apa dan bagaimana menabung saham?


| Editor: Tri Adi

Sudah cukup lama dan sering kita mendengar tag line “Yuk Nabung Saham”.  Ini terutama ditujukan bagi pihak otoritas bursa maupun otoritas yang berwenang selain untuk memasyarakatkan pasar modal Indonesia, juga untuk menambah basis nasabah lokal. Bila selama ini kita sudah mengenal reksadana berbasis saham, maka menabung saham secara langsung bisa menjadi salah satu alternatif bagi Anda untuk dapat mengakumulasikan saham Anda. Sebab membeli saham artinya membelikan uang Anda untuk suatu kepemilikan di suatu perusahaan. Namun untuk bisa sampai bisa menabung saham, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan.

Yang perlu diperhatikan adalah menabung saham itu analoginya sama seperti kita menabung di bank seperti biasanya. Anda masih perlu membuka rekening terlebih dahulu, dan untuk itu Anda bisa buka rekening di perusahaan sekuritas. Atau di zaman now saat ini bisa melalui smartphone. Tinggal klik di aplikasi, langsung beres.

Setelah membuka rekening di perusahaan sekuritas, dan memasukkan sejumlah dana ke rekening, Anda sudah bisa memilih dan membeli saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tidak seperti halnya orang melakukan trading saham, untuk menabung saham, tidak perlu Anda pantau setiap hari harga saham atau perlu paham mengenai analisa teknikal. Karena menabung saham itu adalah lebih kepada bagaimana Anda menilai fundamental dari saham tersebut. Menilai fundamental adalah menilai bagus tidaknya perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Memilih perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa, yang mempunyai potensi pertumbuhan yang bagus dan baik.

Nah, dalam menabung saham, hal pertama yang perlu Anda perhatikan adalah, bahwa time horizon menabung saham itu tujuannya untuk jangka panjang, paling tidak lima tahun. Karena bila kurang dari lima tahun, bisa menunjukkan variasi kenaikan dan penurunan yang cukup tinggi, dan juga menghindari peluang kerugian.  Selain itu, kalau jangka waktu menabung kurang dari lima tahun, maka pilihannya bukan saham, dalam hal ini bisa obligasi atau deposito.  

Anda sadar bahwa, menabung biasa di bank itu bunganya sudah kalah dari inflasi. Tidak mungkin Anda mendapatkan untung jika imbal hasil investasi Anda di bawah angka inflasi. Untuk jangka panjang, kenaikan harga saham pilihan akan jauh lebih besar daripada inflasi. Kenaikan harga saham inilah yang menjadi faktor pengali dari saham yang menjadi pilihan tabungan Anda. Semakin besar kenaikan harga saham, semakin besar faktor pengalinya.

Yang kedua, perlu konsistensi dalam menabung saham ini. Artinya, apapun kondisi bursa, apakah itu sedang bearish atau bullish, Anda tetap secara konsisten menabung. Misalnya secara nominal setiap bulan Anda berencana untuk menabung Rp. 500.000. Misalkan kondisi bursa bulan ini lagi bearish, harga saham A Rp 600 per lembar. Kemudian Anda membeli delapan lot (1 lot = 100 lembar). Bila bulan depan bursa bullish, dan harga saham A, naik jadi Rp. 700 per lembar, maka Anda tetap beli dengan nominal yang sama, meskipun hanya dapat 7 lot saham. Secara rata-rata harga saham A yang anda beli kurang lebih Rp 650 per lembar. Dan seterusnya selama jangka waktu 60 bulan tersebut.

Analisis laporan keuangan

Yang ketiga, untuk bisa memilih saham-saham mana yang jadi tabungan Anda, tidak perlu Anda melakukan analisa yang rumit dan membuat kepala puyeng. Seperti harus mengerti rasio-rasio keuangan yang biasa dipakai para analis. Namun Anda bisa  melihat laporan keuangan dari emiten tersebut.

Laporan keuangan sejatinya berisi neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. Di saat jaman now saat ini, informasi laporan keuangan ini bisa Anda lihat secara online. Baik itu lewat portal resmi bursa, web emiten atau portal keuangan lainnya. Kalau diperhatikan, ringkasnya dari laporan keuangan tersebut, ada tiga item yang perlu Anda lihat: yaitu pendapatan, utang dan laba.

Jika kita lihat satu per satu, poin pertama adalah pendapatan, apakah pendapatan dari emiten atau perusahaan yang kita pilih tersebut positif dan naik terus setiap tahun ataukah menurun? Untuk pos pendapatan, Anda bisa melihat dari laporan laba rugi tahunan (year on year) atau laporan kuartal (quarter on quarter). Berapa kenaikannya? Umumnya dalam ringkasan laporan laba rugi, terdapat persentase naik atau turun pendapatan tersebut. Tentu saja kita pilih pendapatan yang prosentasenya naik terus dari tahun ke tahun.

Poin kedua adalah utang, apakah dalam neraca perusahaan atau emiten, utangnya lebih besar dari pada asetnya? Kalau ya, berarti emiten tersebut tidak layak menjadi pilihan. Atau emiten tersebut mengalami kenaikan utang yang signifikan atau tidak? Untuk bisa mengetahui informasi tersebut dapat dilihat dalam ringkasan laporan neraca.

Poin ketiga atau terakhir yang perlu diperhatikan adalah laba. Tentu saja tujuan membuat perusahaan adalah untuk dapat untung, bagaimana perusahaan secara konsisten mencetak laba setiap periode. Kalau perusahaan tidak mampu mencetak laba, maka emiten tersebut tidak layak dipilih. Kemampuan mencetak laba per tahun maupun per kuartal bisa dilihat juga dari ringkasan laporan laba rugi. Namun sebagai catatan perlu juga Anda perhatikan, bahwa kinerja tahun lalu, tidak menjamin kinerja masa yang akan datang.

Dari ketiga poin di atas, untuk dapat lebih cepat memilih emiten atau perusahaan mana yang sahamnya tercatat di bursa yang akan menjadi tabungan Anda, salah satu caranya adalah lewat indeks acuan seperti LQ 45 atau indeks lain yang ada di bursa. Atau jika Anda punya preferensi syariah, tinggal pilih indeks syariah. Setelah itu pantaulah kinerja keuangan emiten pilihan Anda. Yang tidak kalah penting adalah  pilihlah perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus.

Selanjutnya, lakukan secara disiplin dan konsisten. Artinya beli secara konsisten pada setiap tanggal tertentu setiap bulan, tanpa melihat kondisi bursa naik atau turun. Pantaulah harga saham dari emiten pilihan, selama fundamental dan kinerjanya baik, tetapkan menabung saham emiten tersebut. Sebagai catatan, yang perlu diperhatikan dari menabung saham ini adalah risiko. Setiap investasi di bursa mengandung risiko, dan risiko ini selalu melekat pada investasi yang Anda pilih. Salah satu caranya untuk mitigasi risiko ini dengan memilih emiten yang mempunyai fundamental dan prospek yang bagus.

Nah, selanjutnya tinggal Anda mulai, kalau bukan sekarang, kapan lagi?                           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×