kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

Bank Syariah di Antara Milenial dan Bank 5.0


Rabu, 03 Februari 2021 / 14:03 WIB
Bank Syariah di Antara Milenial dan Bank 5.0
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Indonesia menapaki babak penting dalam industri perbankan syariah. Hal tersebut ditandai oleh merger Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah Tbk, dan Bank BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk. Kelahiran BSI ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, pada 1 Februari 2021.

Perbankan syariah merupakan salah satu penopang utama ekonomi dan keuangan syariah di negara ini. Saat ini, 89,26% aset lembaga keuangan syariah merupakan kontribusi perbankan syariah. Adapun sekitar 70% kegiatan ekonomi syariah masih bertumpu di perbankan syariah.

Pertumbuhan aset industri keuangan syariah mencapai 21,48% menjadi Rp 1.770,32 triliun. Jumlah ini mencakup aset yang dimiliki industri perbankan syariah sebesar Rp 593,35 triliun, pasar modal syariah Rp 1.063,81 triliun, dan industri keuangan non bank (IKNB) syariah Rp 113,16 triliun.

Melihat angka-angka menakjubkan di tengah krisis ini dapat disimpulkan secara sederhana bahwa sistem ekonomi dan keuangan syariah mampu bertahan dan bisa bertumbuh positif di tengah krisis. Prestasi tersebut juga modal berharga memasuki tahun 2021 yang diyakini sebagai momentum pemulihan ekonomi nasional.

Dalam sambutan peresmian beroperasinya Bank Syariah Indonesia (BSI), salah satu amanat Presiden Jokowi adalah BSI harus mampu menarik minat kaum milenial untuk menjadi nasabahnya, terutama dengan pemanfaatan teknologi digital. Pasalnya saat ini generasi milenial mencatat populasi yang besar dalam komposisi penduduk Indonesia.

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2020 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), didapati jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94% dari total populasi berjumlah 270,2 juta jiwa. Sementara generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87%.

Dengan demikian, gabungan dua generasi yang memiliki rentang usia antara 11-41 tahun tersebut mencapai 145,39 juta jiwa atau 53,81% dari total populasi negara ini. Oleh karena itulah amanat dari Presiden Joko Widodo relevan dengan realitas terkini Indonesia. Diperlukan strategi dan formula jitu untuk menghadapi peluang dan tantangan tersebut.

Peluang dan tantangan

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia menyatakan sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi peluang dan tantangan tersebut. Di antara sejumlah strategi yang disiapkan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) serta pemanfaatan teknologi informasi serta digital banking akan memainkan peran penting.

Dalam hal peningkatan kapasitas SDM, salah satu poin pentingnya ialah Bank Syariah Indonesia meletakkan pijakan yang kuat melalui Bank Syariah Indonesia Millenials Unity in Diversity & Agile (BSI Muda). Ini merupakan komitmen dari BSI dalam pengembangan SDM generasi muda, sekaligus untuk menarik minat milenial terhadap perbankan syariah.

Inovasi ini seperti menemukan momentum ketika melihat demografi pegawai di Bank Syariah Indonesia. Lebih dari 70% atau atau mayoritas pegawai BSI merupakan generasi muda. Profil nasabah tabungan juga mayoritas terdiri dari generasi muda yaitu 59,3%. Pertemuan arus besar generasi muda di dalam (pegawai) dan generasi muda dari luar (nasabah) inilah yang perlu dimaksimalkan sehingga mampu menjawab sejumlah tantangan.

Potensi ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah. Sebagai gambaran, saat ini literasi keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 8,11% dan inklusi keuangan syariah 11,06%. Harapannya, peningkatan literasi terhadap keuangan syariah juga akan menaikkan market share perbankan syariah yang saat ini baru mencapai 6,51% dari total industri perbankan dalam negeri.

BSI Muda adalah harapan masa depan kita, bukan cuma untuk perbankan syariah, ekonomi dan keuangan syariah, melainkan juga bagi masa depan umat dan bangsa di Indonesia dan di dunia. Mimpi ini bukan mustahil terwujud karena Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

Proyeksi dari The Future of World Religions & PEW Research Center , tahun 2050 umat Islam di dunia mencapai 2,7 miliar atau sekitar 29,7% dari total penduduk bumi. Sementara 12,7% dari total umat Islam dunia adalah muslim dari Indonesia. Artinya, 1 dari 10 umat Islam dunia adalah umat Islam Indonesia.

Pemuda Islam di Indonesia khususnya mereka yang sedang berkarya di Bank Syariah Indonesia sebagai BSI Muda adalah kunci untuk menaklukkan Indonesia dan dunia. BSI Muda harus berkomitmen mengakselerasi pertumbuhan BSI agar bisa menjadi "Champion Bank Syariah", yang dapat bersaing di dalam negeri hingga level global.

Mimpi besar ini hanya dapat terwujud jika BSI Muda bekerja secara inklusif, memacu produktivitas, serta mendorong sekuat tenaga agenda kemaslahatan umat dan negara.

Sejumlah agenda aksi tersebut juga harus diimbangi dengan kemauan untuk terus menimba ilmu, belajar, mengasah kemampuan dan kemahiran, serta mengikuti perkembangan zaman. Tidak boleh dilupakan juga adalah dorongan dan bimbingan dari para generasi senior di BSI, sehingga bisa memuluskan proses transformasi ke arah yang semakin baik.

Seirama dengan pengembangan SDM, BSI juga disiapkan melangkah lebih jauh untuk memasuki Bank 5.0. Ini adalah fase ketika teknologi perbankan berkontribusi maksimal terhadap kemaslahatan yang berpusat pada kehidupan manusia.

Fase Bank 5.0 melampaui apa yang baru dibayangkan oleh Brett King. Melalui buku yang berjudul Bank 4.0: Banking Everywhere, Never at a Bank, King memaparkan bagaimana bank memfasilitasi nasabah melakukan transaksi di luar kanal milik perbankan, seperti media sosial dan sebagainya.

Sementara konsep Bank 5.0 lebih daripada itu. Bank Syariah Indonesia melompat menjadi Bank 5.0 ketika layanan digitalnya tidak hanya sebagai sahabat finansial, melainkan juga sahabat sosial dan spiritualnya.

Dalam masa pandemi Covid-19, misalnya, layanan digital perbankan syariah ini banyak dimanfaatkan untuk menjalankan donasi penyediaan APD bagi rumah sakit, penyediaan masker, hand sanitizer, dan disinfektan. Teknologi digital perbankan ini juga membantu ribuan pelajar dengan smartphone dan paket kuota dalam Gerakan Tetap Bisa Sekolah.

Selain melayani kebutuhan finansial dan sosial, bank 5.0 memudahkan pemenuhan aspek spiritual nasabahnya. Misalnya untuk proses pengumpulan dana zakat, infak, dan wakaf dan lain sebagainya. Muatan finansial, sosial dan spiritual inilah yang menjadi pembeda utama Bank Syariah Indonesia sebagai Bank 5.0.

Kita berharap, beroperasinya BSI menjadi tonggak baru bagi Indonesia. Kita tidak ingin hanya sebagai follower, melainkan juga harus bisa menjadi leader dunia dunia. Semoga!

Penulis : Arif Rosyid Hasan

Milenial Indonesia dan Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×