kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beban Bintang


Selasa, 04 Agustus 2020 / 10:14 WIB
Beban Bintang
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Pembahasan apapun, terlebih terkait obat Korona atau Covid-19, sudah pasti gampang menarik perhatian orang. Lebih lagi, jika pembahasnya adalah selebriti. Maka, ketika video itu malah bikin heboh karena banyak fakta dipertanyakan, tudingan pun langsung mengarah kepada sang host.

Itulah yang sedang terjadi pada Erdian Aji Prihartanto, biasa dipanggil Anji. Pada 31 Juli 2020, Anji mewawancara Hadi Pranoto, sumber yang diklaim virolog bergelar profesor dan telah menemukan obat korona. Namun, netizen mendapatkan banyak keanehan dalam video tersebut. Salah satu yang mencolok adalah gelar Profesor yang disematkan pada sang sumber, tapi tidak pernah bisa ditemukan jejak akademis dan karya tulisnya di jagat maya. Buntutnya, netizen menyerbu video itu, untuk memberi dislike dan report kepada Youtube. Alhasil, dua hari setelah penayangan, yakni Minggu, 2/8, Youtube menghapus konten video itu.

Dalam dunia per-Youtube-an di Indonesia, Anji mungkin belum seberapa, dibandingkan Atta Halilintar. Atta punya 22 juta subscriber. Pendapatannya dari Youtube diperkirakan bisa sampai Rp 9,8 miliar setahun. Di kalangan Youtuber yang berangkat dari dunia artis pun, Anji masih kalah jauh dengan Rafi Ahmad (Rans Entertainment) yang mencatat 16,9 juta subscriber atau Baim Wong dan Paula Verhoeven (Baim Paula) dengan 15,3 juta subs.

Tapi, video Anji yang mewawancarai Hadi Pranoto dengan cepat viral. Sampai hari Minggu (2/8) sore lalu, Anji masih jadi topik trending di Twitter karena kontroversi tentang video itu.

Lantaran videonya sudah dihapus Youtube, hari ini Anji akan menggelar diskusi dengan pihak IDI dan Hadi Pranoto soal obat Covid itu.

Terlepas dari ribut-ribut pro kontra video itu, sebaiknya public figure memang bertanggungjawab atas apa yang ditayangkannya. Saat ini, informasi apapun tentang obat Covid-19 akan diterima oleh masyarakat luas. Dengan bekal subscriber jutaan, ada baiknya mempersiapkan video dengan benar, termasuk sumber, materi, dan pertanyaannya.

Di lain pihak, sifat media sosial yang interaktif, juga membuka pintu-pintu diskusi, yang dulunya tentu tidak terbayangkan. Keuntungan tersebut sebaiknya dimanfaatkan para public figure, karena informasi apapun dari mereka, rupanya bisa viral dengan cepat. Tentu, dengan catatan menyampaikan informasi yang baik dan benar, hingga asumsi medsos di Indonesia hanya berisi video sampah, bisa dipatahkan.

Penulis : Hendrika Yunapritta

Managing Editor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×