kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belum saatnya kurs tetap


Selasa, 08 Mei 2018 / 13:28 WIB
Belum saatnya kurs tetap


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tri Adi

Saya melihat, jika rupiah dipatok atau ada kebijakan kurs tetap, kelebihannya memberikan kepastian ke pelaku pasar dalam jangka pendek.

Sedangkan kekurangannya, tanpa basis neraca berjalan yang kuat, ini akan membuat risiko perekonomian cenderung tinggi dalam jangka panjang. Soalnya, ekonomi dalam negeri tidak menyesuaikan kondisi pasar internasional.

Perlu diingat, kurs mengambang terkendali (dengan adanya intervensi) adalah kurs sistem yang dipakai sebelum 1998. Untuk keberlangsungan jangka panjang, rupiah harus punya keleluasaan untuk disesuaikan dengan nilai pasarnya.

Saya lihat belum saatnya menerapkan kurs tetap. Dalam ekonomi, harga yang diatur lebih mendatangkan distorsi dan risiko jangka panjang dibandingkan benefitnya. Untuk mengerem volatilitas nilai tukar, pemerintah bisa memberi insentif untuk ekspor komoditas.

Dengan kurs tetap, independensi bank sentral akan dikorbankan. Jadi, cost dalam jangka panjang tinggi jika menggunakan fixed exchange rate. Kami tidak menganjurkan itu. Dengan potensi instabilitas jangka panjang yang bisa muncul, saya tak menyarankan kurs tetap diterapkan. Potensi ketidakseimbangan akan luar biasa dan bisa berujung pada over leverage seperti di periode 1990-an.

Di 2013, kebijakan exchange rate kita yang fleksibel menyelamatkan Indonesia, dengan membiarkan rupiah menyesuaikan secara periodik di 2013–2015.

Rupiah harus dibiarkan menyesuaikan diri secara normal. Dengan rupiah melemah Rp 14.000 seperti sekarang, ekspor kita cenderung meningkat. Terutama yang berhubungan dengan komoditas. Ini akan memperbaiki prospek neraca berjalan kita.

Saat ini, kita harus ekspektasi pelemahan rupiah dalam setahun di 3%–4%. Nanti akan terbentuk equilibrium baru. Ketika tren pertumbuhan dunia kembali, kita bisa melihat rupiah menguat lagi seperti 2016.

Untuk itu, rupiah harus dibiarkan melemah sesuai fundamental. Jika ini dijalankan, rupiah akan menguat pada waktunya..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×