kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beralih ke Energi Bersih


Senin, 25 November 2019 / 07:45 WIB
Beralih ke Energi Bersih
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Jika tak mau tertinggal, Indonesia harus mulai berpikir dan bergerak 10 langkah ke depan. Sebab, gelombang pergeseran bisnis energi global semakin menguat. Energi terbarukan menjadi kata kunci dalam pusaran perubahan tersebut. Boleh jadi, keputusan kita hari ini akan menentukan masa depan bumi dalam tiga dekade ke depan.

Berbagai penelitian, jurnal dan analisis global memperlihatkan masa depan bisnis energi dunia. Selama 20 hingga 30 tahun ke depan, energi baru terbarukan akan memegang peran dominan dalam penggunaan energi global.

Di saat yang sama, biaya investasi energi terbarukan semakin rendah. International Renewable Energy Agency (Irena), dalam publikasi Global Energy Transformation A Roadmap to 2050 menyebutkan, selama beberapa tahun terakhir ini telah terjadi penurunan biaya sebesar 73% dalam pengembangan energi baru terbarukan. Hal ini yang menyebabkan penetrasi pengembangan energi ramah lingkungan semakin masif di tingkat global.

Dalam skenario global pengurangan emisi karbon, kelak dalam tiga dekade mendatang, biaya investasi pembangkit listrik tenaga surya akan menyusut 50%, sementara biaya pembangkit listrik tenaga angin menurun 40%. Pada tahun 2050, sebesar 80% pembangkit listrik akan bersumber dari energi terbarukan. Saat ini, bahan bakar fosil, seperti minyak dan batubara, masih mendominasi pemakaian energi global.

Statkraft, produsen energi terbarukan global yang memiliki jaringan operasional di 16 negara memproyeksikan, dalam tiga dekade mendatang, pembangkit listrik berbasis tenaga surya dan tenaga angin akan mendominasi pemakaian energi global. Pendek kata, populasi dunia mendambakan akses energi secara universal yang ramah lingkungan, terjangkau, andal dan modern. Sejak Protokol Kyoto tentang perubahan iklim pada 1997 silam, pengembangan energi yang ramah lingkungan terus menggelinding.

Melihat skenario energi global, seharusnya pemerintah Indonesia -- yang saat ini masih mengandalkan energi berbasis fosil, mulai move one menuju energi baru.

Saat ini, porsi pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih rendah, hanya sekitar 12%. Padahal, di tahun 2025 Indonesia menargetkan porsi energi bersih mencapai 23%.

Pemerintah perlu menyisir aturan yang menghambat pengembangan energi baru terbarukan. Selain itu, Indonesia harus memacu inovasi dalam upaya memetakan arah pengembangan energi nasional.

Penulis : Sandy Baskoro

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×