kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berharap Energi Baru di Kabinet


Kamis, 21 Januari 2021 / 11:22 WIB
Berharap Energi Baru di Kabinet
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Setelah ditunggu tunggu penuh harapan akhirnya Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju pada akhir tahun lalu. Melihat track record dari enam Menteri yang baru bertugas memperkuat Kabinet Indonesia Maju ini, tentu dunia usaha dan masyarakat berharap banyak untuk menyelesaikan tantangan kita saat ini. Yaitu mengatasi pandemi Covid 19 dan percepatan pemulihan ekonomi nasional yang sudah pada posisi mengkawatirkan.

Sudah 10 bulan kita merasakan bagaimana dasyatnya dampak covid 19 yang telah memporak porandakan pertahanan ekonomi dan ruang gerak berbagai aktivitas bisnis dan usaha. Tidak bisa dihindari pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I-2020 merosot tajam sebesar 2,97% year on year (yoy), mengalami kontraksi 2,41% dibandingkan triwulan IV 2019 atau lebih rendah dari kuartal I-2019 yang 5,07% yoy.

Ketika berbagai negara menutup penerbangan internasional dan pengetatan perjalanan keluar masuk ke berbagai negara dibarengi kebijakan pemerintah yang memperketat dan membatasi berbagai aktivitas perkantoran dan bisnis maka pertumbuhan ekonomi nasional kuartal II-2020 tumbuh minus atau terkontraksi cukup tajam diangka -5,32% secara year on year.

Di periode kuartal kedua ini hampir semua komponen mengalami kontraksi termasuk konsumsi rumah tangga mencatatkan penurunan paling dalam hingga -5,51% serta hotel dan restoran terkontraksi 16,53%. Konsumsi pemerintah berupa belanja barang dan jasa,juga belanja pegawai terkontraksi 6,90% kecuali bansos yang masih naik 55,87%. Hanya dua komponen yang masih mencatatkan pertumbuhan positif, yakni perlengkapan rumah tangga tumbuh 2,36%; serta kesehatan dan pendidikan 2,02%.

Berbagai stimulus dan relaksasi yang diberikan pemerintah kepada dunia usaha untuk meringankan beban pengusaha untuk mampu bertahan ditengah pandemi covid 19 tidak serta merta dapat menggairahkan pasar bisnis. Konsumsi rumah tangga kita yang merosot, pembatasan operasional berbagai sektor usaha serta pasar ekspor yang semakin tidak pasti membuat pengusaha melakukan rasionalisasi besar besaran.

Ini ditandai dengan maraknya PHK dan pekerja dirumahkan yang sudah mencapai 29 juta orang, baik itu di bidang pekerjaan formal maupun non formal dari berbagai sektor usaha termasuk UMKM.

Lantas pada kuartal III-2020 pertumbuhan ekonomi nasional berlanjut terkontraksi walaupun mengalami penguatan menjadi minus 3,49% yoy. Dengan demikian Indonesia resmi masuk ke jurang resesi, setelah pada kuartal II-2020 ekonomi RI juga terkonstraksi alias negatif. Penguatan ini karena Pemerintah mengambil peran yang sangat strategis dengan berbagai paket kebijakan yang mampu mendorongdaya beli masyarakat. Disamping bantuan sosial yang disalurkan sejak pandemi Covid 19 dan Kartu Pra Kerja, memasuki kuartal III-2020, pemerintah memberikan subsidi gaji pekerja sebesar Rp 600.000. Ada lagi bantuan modal kerja Banpres Produktif bagi 12 juta UMKM sebesar Rp 2,4juta, subsidi listrik gratis bagi pengguna 450 VA dan diskon 50% bagi pengguna 900 VA. Termasuk juga bantuan uang pulsa bagi aparatur sipil negara.

Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV tahun lalu pun masih minus. Ini kaerna dunia usaha masih tertekan di masa pandemi. Dengan kondisi tersebut sektor swasta tidak lagi dapat diandalkan untuk menggerakkan ekonomi dan menaikkan konsumsi rumah tangga.

Peran para menteri

Maka pemerintah dengan segala kewenangan dan infrastruktur yang dimiliki harus mengambil alih peran ini untuk sementara waktu sampai dengan badai covid 19 ini berlalu. Berbagai kebijakan pemerintah yang sudah dijalankan selama pandemi ini agar tetap terus dilanjutkan dan dan diperluas lagi peruntukannya. Seperti untuk percepatan belanja negara baik untuk kesehatan, perlindungan sosial, ekonomi dan keuangan termasuk ditingkat pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

Dengan tantangan yang demikian berat sangat diharapkan adanya energi dari menteri yang baru bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju. Harapannya adalah bisa memberikan warna dan penguatan dengan berbagai terobosan dan sinergi lintas Kementerian.

Misalnya seperti Menteri Sosial memastikan agar berbagai bansos tersalurkan tepat waktu dan tepat sasaran tanpa di korupsi. Menteri Pariwasata dan ekonomi kreatif membuat terobosan agar selama pandemi ini industri pariwisata dan ekonomi kreatif dapat semakin produktif dan berlari kencang paska pandemi.

Kemudian Menteri Perdagangan menjaga stabilisasi harga pokok pangan, meningkatkan pasar ekspor dan pemakaian produk dalam negeri serta bisa mengurangi ketergantungan impor. Kemudian adalah bisa melakukan revitalisasi pasar rakyat. Hal lain yang tidak kalah penting adalah pelayanan perizinan ekspor dan impor yang transparan dan profesional.

Untuk Menteri kesehatan harus melakukan berbagai terobosan dan strategi mengendalikan pandemi Covid 19. Termasuk yang sangat strategis adalah program vaksinasi yang sudah dimulai awal tahun ini. Program tersebut harus dipersiapkan secara cermat, cepat, penuh kehati-hatian dengan koordinasi lintas kementerian dan pemerintah daerah. Supaya mampu menghentikan penularan Covid 19 sebagai upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Adapun Menteri Kelautan dan Perikanan diharapkan mampu mengembalikan kepercayaan publik. Khususnya soal berbagai kebijakan dan regulasi yang dipandang merugikan nelayan.

Upaya lain yang harus dilakukan adalah sang menteri bisa manfaatkan semaksimal mungkin sumber daya kelautan untuk berkontribusi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Sedangkan Menteri Agama diharapkan dapat mempersiapkan pelayanan Haji dan umrah paska pandemi karena akan dapat menggairahkan sektor bisnis travel haji dan umroh serta bidang transportasi udara.

Adapun enam menteri yang baru itu sejatinya merupakan figur yang sudah dikenal pasar dan pelaku usaha. Sehingga situasi ini memiliki rasa optimisme untuk dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Kita tahu, tantangan ekonomi Indonesia sangat berat. Untuk itu dibutuhkan strategi jitu untuk bisa memulihkannya. Nah, dengan wajah baru di Kabinet Indonesia Maju diharapkan mampu berkolaborasi dengan Kementerian terkait untuk menyusun berbagai program baik dari sisi kebijakan dan regulasi serta terobosan dan strategi menghadapi pandemi Covid 19 dan percepatan pemulihan ekonomi nasional dengan pertumbuhan yang positif.

Selamat bekerja para Menteri Kabinet Indonesia Maju, dengan semangat kolaborasi dan kebersamaan kita akan mampu melewati badai ini mencapai target pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 4,5% -5,5% dan menyediakan lapangan kerja bagi anak bangsa yang terkena PHK yang jumlahnya kian bertambah.

Penulis : Sarman Simanjorang

Ketua Umum DPD Hippi DKI Jakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×