Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Tri Adi
Di saat Lebaran lazim saling bersalaman, saling bermaafan sambil menggenggam tangan. Itulah arti silaturahmi sesama manusia.
Tapi genggaman tangan pula yang memutus tali silaturahmi. Gara-gara menggenggam smartphone, melihat postingan kawan di media sosial soal politik dan saling membalas, kadang memaki, putuslah hubungan silaturahmi.
Padahal genggaman itulah modal hidup di era digital. Belanja tinggal menggenggam smartphone, colek-colek gambar barang yang diinginkan. Selang dua hari atau sepekan datanglah kurir ke rumah sambil teriak: "Paket", sampailah barang yang Anda colek-colek di layar ponsel beberapa hari lalu.
Ingin reuni? Cukup masuk ke grup pesan singkat. Ada teman-teman TK, SD, SMP, SMA bahkan kuliah. Mungkin terselip pula mantan pacar Anda di grup tersebut.
Lebih canggih lagi, buka rekening tak perlu lagi datang ke bank. Paling kerugiannya, Anda tak bisa beramah-tamah dengan customer service yang cantik. Tapi, keuntungannya banyak. Tak perlu antre, cukup duduk manis, dalam waktu singkat Anda menjadi nasabah bank.
Ada beberapa bank yang menawarkan pembukaan rekening online ini. Sebut saja Bank Central Asia (BCA), Bank CIMB Niaga, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan DBS Indonesia. Sementara Bank Mandiri dan BRI Syariah berencana meluncurkan layanan buka rekening secara online dalam beberapa bulan ke depan.
Begitu pula berinvestasi, baik di saham maupun reksadana bisa dilakukan online. Juga investasi obligasi ritel bahkan membeli emas bisa secara daring.
Tak kalah seru adalah sistem pembayaran. Saat ini sedang bertarung ketat Go-Pay versus Ovo menawarkan kemudahan pembayaran dalam genggaman. Sistem pembayaran BUMN, LinkAja juga terus berbenah, sebelum peluncuran secara resmi.
Di sistem pembayaran ini pertarungan memang amat keras. Tak cuma dari dalam negeri, pemain asing juga siap mengintai. Sebut saja WeChat atau Line Pay yang baru saja bekerjasama dengan Visa. Tak cuma itu, WhatsApp juga memiliki alat pembayaran digital, meski belum bisa diakses di Indonesia.
Benang merah semua itu adalah perlunya keamanan data masyarakat. Logikanya perusahaan besar itu akan berkomitmen menjaga data nasabah mereka. Jika ada kebocoran data, lebih mudah ditemukan siapa pelakunya.♦
Ahmad Febrian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News