kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bocor Bocor


Kamis, 03 Juni 2021 / 13:27 WIB
Bocor Bocor


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Akhir bulan lalu kita digegerkan dengan bocornya 279 juta data penduduk. Masih belum jelas betul bagaimana data itu bisa bocor dan siapa penjahatnya.

Direktur Utama BPJS Kesehatan sempat mengakui data yang bocor itu mirip dengan data miliknya dalam rapat dengan Komisi Kesehatan di DPR RI. Namun ia tidak bisa memastikan kebocoran itu berasal dari mereka.

Tapi isu ini begitu cepat meredup karena memang kalah seksi dengan isu-isu lain yang terus berkembang, mulai dari cerita cerai para pesohor, bujet kuadriliun Kementerian Pertahanan, sampai komisaris baru Telkom. Data bocor pun dianggap kejadian biasa yang dianggap tidak penting-penting amat.

Padahal, seperti sudah saya singgung berkali-kali dalam tulisan sebelumnya, data yang solid itu ibarat tulang punggung. Tulang punggung yang bisa menunjang kita untuk duduk, berjalan, bahkan berlari cepat. Kalau kita perhatikan segala macam kekisruhan yang terjadi sekarang ini karena kita tidak pernah memiliki database yang solid.

Ada berapa banyak formulir yang harus kita isi kalau ingin vaksin? Bagaimana bisa ada 97.000 PNS fiktif menerima gaji sejak 2014? Bagaimana bisa ada 21 juta data ganda penerima bantuan Kemsos?

Padahal dalam dunia Industri 4.0 data adalah harta karun. Semua teknologi anyar di industri seperti artificial intelligence hanya bisa dijalankan saat ada data. Semakin solid data yang dimiliki maka akan semakin banyak analisis dan aplikasi yang dihasilkan.

Mungkin belum terbayangkan "permata atau berlian" seperti apa data-data itu, tapi kita semua patut menjadi sangat khawatir dengan data-data bocor. Apalagi dengan semakin banyaknya pelaku bisnis go digital, ada belanja online, asuransi online, investasi online, dan tentu saja bank digital.

Dalam beberapa minggu ini OJK akan meluncurkan peraturan tentang bank digital. Lahirnya bank digital di negeri ini tentu membawa antusiasme tersendiri. Apalagi mengingat industri perbankan adalah industri terbesar di negeri ini.

Tapi apakah bisa Anda bayangkan kalau terjadi kebocoran data di bank ini? Bagaimana kalau tiba-tiba rekening di bank Anda menghilang? Bagaimana cara kita memprotes dan mengklaimnya kembali? Nyatanya, di bank konvensional seperti sekarang saja kebocoran data sudah terjadi dan beberapa bank malah terkesan melempar tanggungjawabnya. Terpaksalah kita ini yang menelan risiko sendiri.

Penulis : Djumyati Partawidjaya

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×