kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

Bom di Sosial Media


Senin, 18 Januari 2016 / 19:19 WIB
Bom di Sosial Media


Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Mesti Sinaga

Ledakan bom di Thamrin minggu lalu mungkin tidak sebesar bom di Jakarta sebelumnya.  Sebut saja bom di JW Marriott Kuningan atau Kedutaan Besar Australia beberapa tahun lampau. Tapi bom kali ini terasa jauh lebih ramai karena banyak ditingkahi oleh celotehan sosial media.

Mulai dari peringatan-peringatan palsu yang langsung beredar beberapa saat setelah bom meledak, seperti ancaman bom di banyak tempat lainnya atau para teroris tengah berkeliling Jakarta dengan motor trail menyandang senapan AK 47, sampai berbagai macam meme lucu tentang penanganan bom.

Ramai juga teori konspirasi ledakan bom ini adalah pengalihan isu yang lebih besar, karena mendekati batas akhir divestasi PT Freeport Indonesia.

Selain ini ada banyak lagi celotehan khas para netizen, seperti tukang sate yang masih berjualan, polisi yang ganteng, atau para selfie maniak yang tak kenal bahaya.

Apa yang salah dengan itu semua? Selain kebanyakan orang, merasa harus ikut bergaul dengan posting status sendiri atau meneruskan informasi dari orang lain (sepertinya susah mencari orang di Jakarta yang bisa berkonsentrasi kerja), saya melihat ledakan di sosial media itu cenderung tidak terkontrol.  

Terlepas dari perdebatan intel kita kecolongan atau tidak, saya lebih melihat “ledakan bom” di sosial media sama sekali tidak diantisipasi.

Selain berita bohong, banyak foto-foto mengerikan beredar di sosial media. Beberapa stasiun televisi bahkan terpeleset memberitakan kabar-kabar palsu yang tengah menjadi trending di sosial media.

Kita semua tentu saja maklum sosial media sudah menjadi alat berkomunikasi dan marketing yang luar biasa dahsyat.

Bayangkan saja, Anda mendapatkan akses langsung kepada orang yang langsung menyaksikan kejadian dalam waktu hanya beberapa detik setelah kejadian berlangsung.

Tapi bisa dibayangkan kalau saluran informasi tersebut diganggu dan direkayasa. Ditambah lagi pada saat yang bersamaan media mainstream tidak siap bergerak di lapangan dan mengutip begitu saja cuitan atau status yang bertebaran di sosial media. Lengkap sudah penyesatan informasi.

Keamanan negeri ini memang salah satu kunci utama untuk pertumbuhan perekonomian yang lebih baik di negara kita.

Tapi untuk menjaga keamanan, saat ini tidak cukup hanya dengan memperkuat kekuatan militer di darat, udara, dan laut tapi juga di dunia digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×