kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan: Kami tak mempersulit proyek di Tol Cikampek


Senin, 21 Januari 2019 / 15:35 WIB
Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan: Kami tak mempersulit proyek di Tol Cikampek


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Mesti Sinaga

KONTAN.CO.ID -  Tol Jakarta–Cikampek sudah tidak bersahabat lagi buat pengendara. Contoh, perjalanan dari Jakarta ke Bandung yang tadinya cukup dilahap dalam tempo dua–tiga jam, sekarang mencapai enam jam bahkan bisa sepuluh jam.

Pengerjaan Tol Layang Jakarta–Cikampek Elevated, kereta ringan atawa light rail transit (LRT) rute Cawang–Bekasi Timur, dan kereta cepat Jakarta–Bandung jadi biang keladi kemacetan parah. Habis, pembangunannya berbarengan hingga memakan banyak lajur di Jalan Tol Jakarta–Cikampek.

Menghadapi mandeknya lalulintas ini, pemerintah tidak berdiam diri. Untuk mengurai macet, terutama pagi hari, pemerintah memberlakukan ganjil genap. Ketentuan ini berlaku mulai Pintu Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur arah Jakarta.

Masalahnya, kemacetan ke arah Cikampek lebih parah. Untuk itu, secara mengejutkan, pemerintah akhirnya memutuskan untuk menyetop sementara pembangunan proyek LRT Cawang–Bekasi Timur dan kereta cepat Jakarta–Bandung.

Sementara proyek Tol Jakarta–Cikampek Elevated tetap berjalan, biar bisa beroperasi fungsional Lebaran 2019. Apalagi, progres pembangunan proyek tersebut sudah 57%.

Keputusan pemerintah itu mendapat “perlawanan” dari kontraktor LRT Cawang–Bekasi Timur dan kereta cepat Jakarta–Bandung. Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk Budi Harto bilang, kemacetan akibat efek proyek LRT Cawang–Bekasi Timur tidak signifikan.

“Perlawanan” itu langsung mendapat respons Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan. Dia menegaskan, seharusnya perusahaan karya yang mengerjakan proyek LRT mematuhi keputusan pemerintah tersebut.

Lalu, bagaimana langkah pemerintah selanjutnya? Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membeberkan ke wartawan Tabloid KONTAN Ragil Nugroho, Kamis (29/11). Berikut nukilannya:


KONTAN: Kemacetan di Jalan Tol Jakarta–Cikampek semakin parah saja akibat pembangunan tiga proyek sekaligus di ruas ini. Bagaimana tanggapan Anda?
BUDI: Kami tentu memahami kekhawatiran dan keresahan publik. Namun, kami sedang menyelesaikan permasalahannya. Pastinya, pembangunan ketiga proyek tersebut (Tol Jakarta–Cikampek Elevated, LRT Cawang–Bekasi Timur, dan kereta cepat Jakarta–Bandung) penting karena merupakan proyek strategis nasional.

Sehingga, pemerintah samasekali tak ingin mempersulit pelaksanaan pembangunan sejumlah proyek di Tol Jakarta–Cikampek. Pemerintah menginginkan ada manajemen pengaturan waktu masing-masing proyek agar tak menimbulkan kemacetan parah di Tol Jakarta–Cikampek.

Untuk itu, saya sudah bertemu intensif dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemhub), Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Ditjen Perkeretaapian Kemhub, Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri.

Juga dengan PT Jasa Marga Tbk, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), PT Adhi Persada Properti, Project Management LRT Jabodetabek PT Adhi Karya Tbk, High Speed Railway Contractor Consortium, serta DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda).

KONTAN: Hasilnya?
BUDI:
Ada dua rekomendasi. Pertama, proyek kereta cepat Jakarta–Bandung dan LRT Cawang–Bekasi Timur dibangun oleh satu kontraktor, supaya alat-alat beratnya tidak bertumpuk di persimpangan Cikunir.

Alhasil, ruang-ruang jalan yang dibutuhkan tetap bisa dipakai. Siapa kontraktor yang akan ditunjuk? Masih dibicarakan. Cuma, beberapa sudah diuji coba pelimpahan pekerjaan.

Misalnya, pembangunan gardu oleh KCIC diserahkan pekerjaannya kepada PT Waskita Karya Tbk yang sedang membangun Tol Cikampek Elevated.

Jadi, tidak ada mobilisasi alat. Kalau ada dua kontraktor, kan, ada dua mobilisasi alat. Nanti, Waskita Karya tinggal dibayar saja. Jadi, KCIC bayar ke Waskita Karya. Dengan cara ini harapannya, tidak ada lagi mobilisasi alat secara berlebihan di satu tempat yang menyebabkan gangguan samping.

Sejalan dengan itu, tumpang tindih pekerjaan yang sempat terjadi antara Waskita Karya dan KCIC juga sudah ada solusi.

Rekomendasi kedua, melakukan sistem ganjil genap di daerah Tambun, Bekasi. Sebab, Jakarta–Bandung saat ini bisa ditempuh sampai 10 jam.

Targetnya, dalam sebulan ke depan, Jakarta–Bandung bisa ditempuh tiga sampai empat jam seperti dulu. Sistem ganjil genap akan diberlakukan mulai pukul 05.00–10.00 WIB.

Upaya lain yang saat ini dilakukan oleh Kementerian Perhubungan adalah, melakukan peningkatan kegiatan sosialisasi seperti pemberitahuan mengenai waktu sibuk pekerjaan konstruksi di sepanjang Tol Jakarta–Cikampek kepada masyarakat.

Sehingga, masyarakat bisa mengatur waktu perjalanan mereka masing-masing.

Untuk itu, kami mengimbau masyarakat agar tidak melakukan perjalanan melalui Tol Jakarta–Cikampek di malam hari. Meski begitu, nanti akan ada penempatan flag man oleh kontraktor proyek untuk membantu mengatur lalu lintas di titik-titik bottleneck proyek yang mengalami kemacetan.

KONTAN: Apa lagi yang menyebabkan kemacetan parah di Tol Jakarta–Cikampek?
BUDI:
Temuan BPTJ adalah masalah balok grider (beton proyek) yang disimpan di tengah jalan tol. Grider itu bagian proyek Tol Jakarta–Cikampek Elevated yang posisi setelah Gerbang Cikarang Utama, kira-kira KM 17 sampai KM 20.

KONTAN: Dengan ada dua rekomendasi itu, penghentian sementara pengerjaan proyek LRT Cawang–Bekasi Timur dan kereta cepat Jakarta–Bandung pasti batal, ya?
BUDI:
Iya. Sebelumnya, untuk mengurangi kemacetan di Tol Jakarta–Cikampek melalui pengaturan pengerjaan proyek.  Yaitu, dengan menghentikan sementara pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta–Bandung dan LRT Cawang–Bekasi Timur yang sedang dikerjakan di area Tol Jakarta–Cikampek antara KM 11 hingga KM 17.

Mengapa kedua proyek itu? Karena, keduanya memiliki waktu pengerjaan yang lebih panjang dari target waktu penyelesaian Tol Jakarta–Cikampek Elevated.

Kemudian, berdasarkan laporan dari Jasa Marga dan Kepolisian, Tol Jakarta–Cikampek antara KM 11 sampai KM 17 merupakan area yang sering mengalami kemacetan lalulintas parah.

Kemudian, pembatasan jam operasional angkutan barang golongan III, IV, dan V yang melintas di Tol Jakarta–Cikampek. Serta, pemberlakuan lajur khusus angkutan bus di tol yang berlaku setiap Senin–Jumat pukul 06.00–09.00 WIB kecuali pada hari libur nasional.

Tadinya, BPTJ menyediakan angkutan massal yaitu bus premium sebagai transportasi pilihan, selain kendaraan pribadi bagi masyarakat yang ingin menuju ke arah Jakarta.

KONTAN: Pembatalan itu akibat ada tekanan?
BUDI:
Tentu tidak. Dua rekomendasi yang muncul juga merupakan hasil kesepakatan bersama. Win-win solution.

KONTAN: Jadi, benar tidak ada tekanan dari pihak mana pun untuk kembali melanjutkan proyek LRT Cawang–Bekasi Timur dan kereta cepat Jakarta–Bandung?
BUDI:
Tidak ada. Ini semata-mata untuk menyukseskan program pemerintah terkait pembangunan nasional.

KONTAN: Dengan dua rekomendasi yang baru tersebut, apakah pengerjaan proyek LRT Cawang–Bekasi Timur dan kereta cepat Jakarta–Bandung berpotensi molor?
BUDI:
Tidak akan memengaruhi tenggat waktu penyelesaian proyek LRT Cawang–Bekasi Timur, dan kereta cepat Jakarta–Bandung. Ini hanya pengaturan. Kalau kondisi sebelumnya, kan, pengerjaan proyek berkumpul di satu tempat.

Hingga kini, progres LRT Jabodebek Tahap I total sepanjang 44,43 kilometer yang meliputi Cawang–Cibubur, Cawang–Kuningan–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur, secara keseluruhan sudah 49,10%. Sementara progres konstruksi kereta cepat Jakarta–Bandung baru 3,5% tapi pengadaan lahan sudah mencapai 80,74%.

KONTAN: Sebetulnya, pemerintah sudah mengantisipasi dari awal tidak, kalau pembangunan tiga proyek sekaligus di area Tol Jakarta–Cikampek bakal menumpuk?
BUDI:
Kami tentu sudah berkoordinasi sebelumnya. Namun, seiring berjalannya waktu dan komplikasi praktik di lapangan, akhirnya kami harus mengevaluasi kembali.

KONTAN: Saat ini, pemerintah tengah gencar membangun jalan tol. Tapi, ada yang mengatakan, pemerintah seharusnya tidak lagi membangun tol dan fokus ke moda transportasi kereta. Sebab, membangun tol sama artinya menstimulus penambahan populasi mobil. Menurut Anda?
BUDI:
Bagaimanapun, tol tetap diperlukan. Salah satu yang punya kepentingan adalah bus dan angkutan barang. Mereka, kan, tetap harus diakomodir.

KONTAN: Memasuki tahun 2019, pembangunan proyek apa saja yang jadi fokus utama kementerian Anda?
BUDI:
Fokus utama kami adalah membangun konektivitas daerah-daerah tertinggal di Indonesia. Penguatan konektivitas tersebut diharapkan akan memacu pertumbuhan dan mengurangi kesenjangan ekonomi.

Selain itu, kemudahan akses antarwilayah juga bisa membuat suatu lokasi menjadi lebih menarik untuk investasi.

Kami terus memperbaiki dan meningkatkan kapasitas bandara yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia. Begitu juga di sektor transportasi laut, target saya bisa membangun dan mengembangkan hingga 32 pelabuhan pada tahun depan.

Tahun 2018, sudah tercapai hingga 25 pelabuhan, sisanya 7 pelabuhan di tahun depan.                

Biodata

Riwayat pendidikan:
■     Sarjana Arsitektur Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Riwayat pekerjaan:
■     General Manager PT Semarang Bukit Jaya Metro
■     Wakil Direktur PT Jaya Land
■     Direktur Keuangan PT Jaya Land
■     Direktur Keuangan PT Jaya Real Property Tbk
■     Direktur Pengembangan PT Jaya Garden Polis
■     Presiden Direktur PT  Wisma Jaya Artek
■     Direktur Keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol      
■     Direktur Keuangan PT Taman Impian Jaya Ancol
■     Komisaris PT Philindo
■     Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk
■     Direktur Utama PT Jakarta Propertindo
■     Direktur Utama Angkasa Pura II         
■     Menteri Perhubungan  

* Artikel ini sebelumnya sudah dimuat di Tabloid KONTAN edisi 3-9 Desember 2018. Untuk mengaksesnya silakan klik link berikut: Kami Tak Mempersulit Proyek di Tol Cikampek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×