kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa saham dan capres


Selasa, 12 Februari 2019 / 12:48 WIB
Bursa saham dan capres


Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi

Pasar saham Indonesia semakin meriah. Kemeriahan itu setidaknya tampak pada kenaikan volume perdagangan saham maupun peningkatan nilai transaksinya.

Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, enam pekan perdana 2019 transaksi harian di bursa saham berkisar Rp 9 triliun-Rp 10 triliun. Nilai ini di atas rata-rata transaksi harian tahun lalu yang sekitar Rp 8 triliun per hari. Begitu pula frekuensi perdagangannya, meningkat pesat menjadi 480.000 kali dari tahun lalu yang sekitar 328.000 kali (Harian KONTAN, 9 Februari 2019).

Yang menarik pula, bursa saham semakin popular dan familiar bagi masyarakat. Populasi investor saham, khususnya dari kalangan investor ritel, terus bertambah. Masih berdasarkan catatan otoritas bursa, tahun lalu terdapat 852.000 Single Investor Identification (SID), dan naik menjadi 875.000 SID pada akhir Januari 2019. Hingga akhir tahun ini, BEI membidik 1 juta SID.

Nah, berbagai data statistik pasar modal tersebut menyiratkan bahwa perkembangan pasar modal kita menuju arah yang positif. Sinyal ini memberi optimisme terhadap pengembangan pasar modal kita.

Bagaimana pun juga, pasar saham memiliki peran vital bagi ekonomi negara ini. Jika bursa saham meriah dan likuiditasnya meningkat,pencarian dana untuk ekspansi serta pengembangan usaha lebih mudah.

Pasar modal yang semakin hidup juga menguntungkan negara. Negara bisa menikmati pungutan pajak final dari jual-beli saham 0,1% per transaksi, serta pajak final atas dividen yang dibagikan para emiten.

Hitungan di atas kertas, tahun lalu setoran pajak dari transaksi jual beli saham saja sekitar Rp 4 triliun. Setoran lebih besar lagi datang dari pajak dividen. Kita bisa menakar kontribusinya dari setoran pajak dividen konstituen IDX High Dividend 20. Tahun lalu, setoran pajak dividen dari 20 emiten yang paling rajin membagikan dividen itu ditaksir mencapai Rp 10 triliun.

Kendati vital dan strategis bagi ekonomi negara, pasar modal masih dipandang sebelah mata. Satu contoh paling kecil, tak satu pun pasangan calon presiden yang memasukkan pengembangan pasar modal dalam visi dan misinya.

Padahal berbagai persoalan ekonomi saat ini sebenarnya bisa dituntaskan melalu pasar modal. Jika kreatif, mekanisme di pasar modal bisa dipakai sebagai terobosoan untuk mengatasi problem kemiskinan, menaikkan rasio pajak, hingga menekan jurang kesenjangan sosial dan ekonomi. Sayang, potensi itu masih terabaikan.•

Barly Haliem Noe

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×