kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cara Gray


Selasa, 19 Januari 2021 / 09:09 WIB
Cara Gray


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Kristen Gray jadi topik trending di jagat media sosial sejak Minggu (17/1) lalu. Gray sudah menutup akun medsosnya, namun ceritanya ini telanjur viral.

Jika Anda tidak mengikuti kisahnya, pada hari Minggu, Gray berujar tentang bagaimana menikmati hidup mewah dan nikmat, sejak ia tinggal di Bali. Dia berkisah, menjadi pengangguran di Amerika pada tahun 2019. Karena sulit mencari pekerjaan, ia bersama pacarnya, bernama Saundra, memutuskan beli tiket sekali jalan ke Bali. Di Pulau Dewata inilah, Gray dan Saundra menetap sampai sekarang. Ia mengaku suka tinggal di Bali, karena aman, biaya hidup murah, sehingga bisa bergaya hidup mewah, dan ada komunitas Afro Amerika di sana. Lebih jauh, Gray menjual e-book, yang berisi panduan tinggal di Bali. Harganya US$400 per buku. Ia juga mengajak orang untuk datang dan tinggal di Bali, menyertakan tautan agen yang bisa mengatur perjalanan ke Indonesia, saat pandemi korona.

Ujaran Gray direspon marah banyak orang. Pasalnya, Pemerintah Indonesia memperpanjang larangan masuk bagi WNA dan WNI dari mancanegara sampai 25 Januari 2021, karena korona. Aturan ini memang dikecualikan untuk beberapa pihak, seperti pemegang visa diplomatik, dan pemegang kartu izin tinggal terbatas (KITAS). Jelas, ajakan Gray untuk datang ke Bali semasa pandemi, kontradiktif dengan protokol kesehatan yang ditegakkan Pemerintah Indonesia.

Selain itu, Gray dan Saundra, diduga kuat pakai visa turis. Jika benar mereka tinggal lama di Bali, berarti ada penyalahgunaan visa.

Belum lagi, ternyata mereka berdua bekerja bukan liburan, selama tinggal di Bali. Ini terbetik dari ujaran Saundra, ketika ada netizen yang bertanya, apakah mereka membayar pajak. Saundra bilang, mengapa harus bayar pajak dalam rupiah, toh ia bayar pajak ke Amerika karena pendapatannya dolar.

Sejauh ini, Dirjen Imigrasi menyatakan nama Gray tidak ada dalam data perlintasan. Pihak berwenang ini masih terus melacak keberadaan Gray. dan sementara ini, sudah mendapat data promotornya.

Kisah Gray ini menarik, terutama karena Bali sekarang, masih berjuang keras, menekan dampak pandemi. Bisa jadi, ada banyak turis senasib dengan Gray, terdampar di Bali. Mungkin tidak semua bertujuan tinggal selamanya di sana, seperti Gray dan Saundra. Namun, ujaran Gray juga menunjukkan ada potensi pelanggaran, terutama penyalahgunaan visa dan pembayaran pajak, yang mesti dibenahi bolongnya.

Penulis : Hendrika Y.

Managing Editor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×