kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Core: Pemerintah mestinya manfaatkan ruang defisit untuk pacu pertumbuhan ekonomi


Jumat, 14 Desember 2018 / 19:50 WIB
Core: Pemerintah mestinya manfaatkan ruang defisit untuk pacu pertumbuhan ekonomi
ILUSTRASI. Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah


Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan, pemerintah optimistis mampu menekan defisit APBN menjadi lebih kecil, yaitu 1,84% dari produk domestik bruto (PDB). Namun, ekonom menilai, target tersebut berpotensi menyendat laju pertumbuhan ekonomi ke depan lantaran tak kurangnya stimulus.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core), Pieter Abdullah mengapresiasi perbaikan pemerintah dalam mengelola anggaran pendapatan dan belanja negara dari tahun ke tahun. "Realisasinya semakin membaik dan saya kira tahun depan tone-nya pun masih sama, akan positif juga," ujar Piter, Jumat (14/12).

Namun, ia tak begitu sepakat dengan ambisi pemerintah menekan defisit anggaran hingga 1,84% di tahun 2019. Menurutnya, langkah tersebut bisa mengurangi kesempatan untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara maksimal. "Target defisit mengecil itu bukan berarti lebih baik. Defisit itu kan ruang yang diberikan kepada pemerintah untuk bisa memacu belanja, ruang dari fiskal untuk menstimulus pertumbuhan," lanjut Piter.

Memang, secara nominal, pemerintah tak memotong pagu untuk belanja negara di tahun depan. Justru, anggaran belanja negara naik menjadi Rp 2.461,1 triliun. Namun dalam konteks kesempatan pertumbuhan, Piter menilai kebijakan pemerintah menahan defisit di level 1,8% dari PDB berarti melepas kesempatan untuk memacu perekonomian tumbuh lebih pesat.

"Padahal masih ada ruang sampai 3%, atau paling tidak 2,5%. Kalau dimaksimalkan, mungki pemerintah bisa menambah lagi anggaran lebih besar untuk infrastruktur atau bantuan sosial," tambah dia.

Di sisi lain, Piter menduga, kebijakan pemerintah menekan defisit kemungkinan lantaran selama ini defisit APBN identik dengan utang. Oleh karena itu, pemerintah ingin meyakinkan masyarakat bahwa utang Indonesia dalam kondisi baik sebab defisit pun berhasil ditahan.

"Selama ini pemerintah dikritik terus soal utang, jadi pemerintah memilih untuk mengerem. Padahal, selama masih memenuhi ketentuan, ya kenapa tidak dimanfaatkan?" ujar Piter.

Piter tetap menganggap positif alokasi belanja maupun target pendapatan penerimaan yang telah dirancang pemerintah untuk 2019. Ia berharap, APBN bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai salah satu instrumen pemacu pertumbuhan ekonomi. "Dari sisi penerimaan dan belanja, kinerja pemerintah membaik dari tahun ke tahun," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×