kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Corona = Black Swan?


Jumat, 15 Mei 2020 / 09:49 WIB
Corona = Black Swan?
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Virus korona di akhir tahun lalu mungkin tidak diperhatikan banyak orang. Siapa sangka, dampaknya kemudian begitu masif. Virus ini mencabut sedikitnya 298.000 nyawa dan membuat 4,4 juta orang di dunia sakit. Virus ini juga melumpuhkan perekonomian di seluruh dunia dan membawa banyak perusahaan dan negara di ambang kebangkrutan.

Kebijakan banyak pemerintahan pun seperti terbelah. Pemerintah terus berhitung, antara melepaskan karantina untuk membuat kegiatan perekonomian kembali bergulir atau karantina ketat untuk menghambat laju penularan Covid-19.

Tak ada pejabat yang siap menghadapinya. Jadi tak heran kalau semuanya kedodoran dan saling lempar kesalahan di antara para pejabat. Tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara-negara maju, termasuk adidaya Amerika Serikat. Mungkin hanya di China dengan sistem otoriternya yang tidak membuat kontroversi antar pejabat.

Jadi siapa yang bisa menyalahkan perusahaan yang mulai bertumbangan. Termasuk CalPERS, dana pensiun karyawan di California yang kehilangan banyak portofolio gara-gara pasar saham AS anjlok.

Dana pensiun dengan dana kelolaan US$ 350 miliar ini memang sangat agresif.

Mereka membuat 50% investasinya di pasar saham dan melindungi portofolionya saat terjadi bencana dengan produk bernama tail-risk hedging. Sayang, sang CIO melihat biaya lindung nilai terlalu mahal dan menghentikannya seminggu sebelum kasus Virus Covid-19 meledak.

CalPERS pun kehilangan paling tidak US$ 1 miliar. Dalam kondisi kisruh tentu saja akan sangat mudah untuk menyalahkan kondisi buruk akibat Virus Covid-19. Siapa yang menyangka virus ini akan datang dan menyapu semuanya?

Tapi untuk penulis buku The Black Swan, Nassim Nicholas Taleb, pandemik ini bukanlah black swan. Pandemik Corona bukanlah peristiwa yang tidak terduga sehingga tidak bisa diantisipasi. Taleb melihat sang CIO CalPERS hanya bisa menyalahkan pandemik untuk melepaskan tanggungjawabnya. Menurut hitungan kasar Taleb, CalPERS paling tidak rugi US$ 30 miliar.

Kita semua bisa berdebat, apakah virus ini black swan. Tapi yang pasti menyalahkan orang lain atau kondisi buruk akan selalu menjadi solusi paling mudah. Saat ini di Indonesia mungkin masih belum kelihatan, tapi kita tunggu saja berapa banyak perusahaan yang antre membawa rapor merah dan bahkan berjalan menuju bangkrut.

Penulis : Djumyati Partawidjaja

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×