kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.840   67,00   0,40%
  • IDX 6.678   64,31   0,97%
  • KOMPAS100 965   12,70   1,33%
  • LQ45 752   9,64   1,30%
  • ISSI 212   1,74   0,83%
  • IDX30 390   4,66   1,21%
  • IDXHIDIV20 469   4,65   1,00%
  • IDX80 109   1,41   1,30%
  • IDXV30 115   1,51   1,33%
  • IDXQ30 128   1,42   1,12%

Covid-19 dan Risiko Operasional Bank


Selasa, 07 April 2020 / 13:26 WIB
Covid-19 dan Risiko Operasional Bank
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Tahun ini Covid 19 menjadi trending topic yang menakutkan bagi dunia termasuk Indonesia. Begitu banyak dampak yang dirasakan akibat hadirnya virus ini yang ternyata mampu merubah perilaku manusia di banyak sektor.

Semua sektor usaha dan kehidupan sebagaimana dibicarakan oleh banyak ahli ternyata mendapatkan pengaruh signifikan dari hadirnya korona. Tidak hanya UMKM tapi juga perbankan.

Fakta menunjukkan hadirnya Covid 19 di Indonesia juga sangat mempengaruhi operasional bank. Oleh karenanya pengelolaan risiko operasional wajib dilakukan dengan baik untuk meningkatkan kinerja layanan bank kepada nasabah di era yang kompetitif dan sarat persaingan ini.

Fakta menunjukkan hadirnya Covid 19 telah merubah pola kerja banyak bank di Indonesia. Kehadiran Covid 19 mampu merubah pola operasional bank di Indonesia saat ini. Coba Anda perhatikan beberapa perubahan yang terjadi.

Pertama, penutupan unit operasional bank. Banyak kantor unit seperti kantor kas, kantor cabang pembantu telah ditutup oleh kantor pusat mengingat tingginya risiko virus Covid 19. Banyak layanan dipindahkan ke kantor cabang untuk menghindari banyak risiko operasional bank.

Kedua, jam operasional bank. Banyak bank telah memberlakukan jam operasional yang terbatas untuk mengurangi risiko operasional akibat penyebaran Covid 19. Pemberlakuan jam operasional bank inipun berbeda-beda tergantung kebijakan kantor pusat bank baik konvensional maupun syariah. Rata-rata bank beroperasi hanya 6 jam dalam 1 hari.

Ketigasplit operation. Banyak bank telah memberlakukan kehadiran yang diatur sedemikian rupa untuk memberikan kesempatan sebagian karyawan di rumah sehingga mengurangi risiko operasional meminimalisasi risiko penyebaran Covid 19. Kebanyakan bank memberlakukan split operation 50 %. Artinya 50% karyawan dirumahkan dan sisanya bekerja seperti biasa. Jumlah hari libur juga bervariasi ada yang 2 hari libur, bahkan 5 hari libur.

Keempat, Meningkatnya biaya operasional bank. Untuk mencegah penyebaran Covid 19 bank harus mampu mengkustomisasi layanan bagi nasabah dengan menyediakan hand sanitizer, desinfektan, masker yang senantiasa berganti tidak saja untuk nasabah bahkan untuk karyawan. Mencari masker dan hand sanitizer saja susah sekali.

Peningkatan biaya operasional menjadi meningkat signifikan karena bank juga harus mengeluarkan budget untuk mengobati karyawan yang terjangkit virus Covid 19. Pengeluaran biaya seperti ini baru terjadi tahun 2020.

Bagaimana pengaruh Covid 19 terhadap biaya operasional bank. Biaya operasional makin meningkat dengan upaya divisi Manajemen Sumber Daya Manusia bank yang harus senantiasa melaksanakan sosialisasi bahaya Covid 19 dan melakukan perubahan sistem dan prosedur mengantisipasi risiko yang terjadi.

Risiko operasional juga meningkat seiring dengan tidak adanya pelatihan tatap muka bagi seluruh sumber daya manusia bank.

Bila kita analisis lebih jauh problem diatas sangat berkaitan dengan pengelolaan risiko operasional pada sebuah bank. Pada sebuah lembaga keuangan seperti bank risiko operasional tidak mungkin dihindari terjadinya. Risiko operasional adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia, dan sistem atau dari kejadian eksternal.

Pada problem Covid- 19 ini kita melihat dua unsur yang paling dominan yaitu kejadian eksternal dan unsur manusia. Akibat dua unsur sebelumnya juga berakibat kepada proses internal dan sistem bank.

Manusia atau karyawan pada bank merupakan aspek vital dalam operasional bank yang sangat mempengaruhi kinerja. Risiko operasional yang berkaitan dengan manusia tentulah berkaitan dengan karyawan bank sebagai pelaku utama dalam operasional bank.

Fakta menunjukkan bahwa dilakukannya split operation dibanyak bank di Indonesia saat ini akibat Covid 19 dapat menimbulkan beberapa risiko kesalahan manusia. Faktor itu adalah internal fraud, praktik manajemen yang buruk serta terlalu bergantung pada karyawan tertentu.

Faktor-faktor diatas perlu senantiasa diawasi dalam meminimalisir risiko operasional yang berkaitan dengan aspek manusia disamping juga kemungkinan terjadi karena trader yang nakal, pelatihan karyawan yang buruk dan perputaran karyawan yang tinggi atau konflik karyawan.

Harus selalu kita ingat pemberlakuan split operation bisa menimbulkan risiko operasional. Sejarah menunjukkan betapa lemahnya pengendalian, tidak adanya pembagian tugas dan tanggung jawab jelas dapat mengakibatkan terjadinya risiko operasional.

Untuk itu review, mitigasi dan perbaikan proses internal sangat penting dilakukan untuk mengawasi sejauh mana perbankan mampu mengantisipasi kejadian risiko operasional yang disebabkan oleh kesalahan transaksi, lemahnya kontrol dan dokumentasi yang tidak layak.

Risiko Operasional

Pada tahun 2020 terjadinya risiko operasional telah memberikan dampak pada seluruh bisnis bank di Indonesia. Mengapa? Karena risiko ini melekat didalam aktivitas seluruh bank sehari-hari.

Oleh karenanya beberapa jenis risiko operasional seperti fraud dan kesalahan pemrosesan mungkin akan lebih sering terjadi. Kejadian ini mungkin berakibat kecil saja. Namun untuk itu bank biasanya akan mengelola risiko operasional ini dengan prosedur dan kebijakan rutin sehari-hari.

Berbeda dengan kejadian serangan teroris, Covid 19, kebakaran atau bahaya radiasi nuklir dan tsunami, maka pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan mempersiapkan business continuity plans (BCP). Khusus Covid- 19 penulis meyakini bahwa belum banyak bank yang mempersiapkan BCP.

Harus diakui tahun 2020 membuktikan betapa penting pembelajaran hadirnya BCP untuk mengantisipasi hadirnya Covid-19 ini. Selain Covid-19 banyak faktor yang dapat memicu tingginya risiko operasional bank di tahun 2020. Selain bahaya Covid-19 yang telah sukses merubah banyak hal yaitu adanya otomasi dan ketergantungan pada teknologi yang semakin besar merupakan salah satu faktor pemicu risiko operasional bank tahun ini. Dengan itu kesalahan implementasi, ketergantungan pada akurasi teknologi diprediksi juga akan riskan berpengaruh pada peningkatan kerugian bank.

Akhirnya, belajar dari banyak kasus risiko operasional yang menimpa perbankan di 2020 dan memperhatikan pengaruh Covid 19 saat ini kita dapat melihat bahwa bisnis perbankan sangat rawan. Kita berharap dengan terjadinya Covid-19 tidak memicu terjadinya risiko kegagalan operasional pada industri perbankan di Indonesia. Semoga.

Penulis : Bambang Rianto Rustam

Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×