kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Covid & Pengangguran


Jumat, 26 Februari 2021 / 08:30 WIB
Covid & Pengangguran
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Pekan depan, pandemi Covi-19 genap setahun membelenggu ekonomi Indonesia. Krisis yang berawal dari krisis kesehatan itu telah memicu resesi ekonomi yang membawa dampak luas.

Ekonomi Indonesia yang tengah melaju cepat, tiba-tiba harus berhenti bahkan mundur- mendadak lantaran tersandung pandemi. Tren pertumbuhan ekonomi yang sedang berada di kisaran angka 5% tiba-tiba menjadi minus 2,07% tahun lalu. Ukuran-ukuran kualitas pertumbuhan ekonomi pun ikut memburuk.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data, per akhir September 2020, tingkat kemiskinan di negeri kita meningkat ke angka 10,9%. Itu artinya, jumlah penduduk yang masuk kategori miskin mencapai 27,55 juta; meningkat 1,13 juta orang dari akhir Maret 2020. Padahal, sejatinya, tingkat kemiskinan sedang dalam tren turun sejak 2015.

BPS juga melaporkan, tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2020 mencapai 7,07%. Angka ini naik 1,84% poin dari Agustus 2019 yang 5,23%. Sebanyak 29,12 juta orang usia kerja terdampak Covid-19. Dari angka ini, 2,56 juta orang kehilangan pekerjaan dan 24 juta mengalami pengurangan jam kerja.

Peningkatan pengangguran ini merupakan pukulan telak bagi ekonomi Indonesia yang sejatinya tengah memperoleh berkah bonus demografi. Kita tahu, jumlah angkatan kerja yang melimpah dalam kondisi spesial ini membutuhkan penciptaan lapangan pekerjaan yang memadai agar mampu memberikan dorongan ekstra bagi ekonomi. Kegagalan menciptakan gerbong ekonomi yang mampu mengangkut mayoritas angkatan kerja membuat bonus demografi bakal mubazir. Masalahnya, Covid-19 telah membuat kita kehilangan waktu satu tahun

Mengingat kondisi bonus demografi hanya akan kita nikmati hingga sekitar 10 tahun mendatang, kebutuhan akan percepatan pemulihan ekonomi menjadi kian mendesak. Sebab, begitu mesin ekonomi kembali berputar, otomatis, para manusia produktif Indonesia akan memperoleh pekerjaan.

Banyak lembaga internasional maupun dalam negeri berpendapat, ekonomi Indonesia berpotensi kembali melaju di kuartal kedua 2021. Apalagi, Indonesia memiliki modal kuat, mulai dari bunga rendah, bujet yang fleksibel, hingga terbitnya UU Cipta Kerja yang akan mendongkrak iklim usaha. Namun, mayoritas lembaga itu memasang prasyarat sama: vaksinasi berjalan lancar. Harap diingat, masalah utama pandemi bukan masalah ekonomi, melainkan masalah kesehatan.

Penulis : Cipta Wahyana

Managing Editor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×