Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - Investor kawakan Warren Buffett pernah bilang,"Kas dan keberanian di masa krisis adalah kombinasi yang sangat berharga." Harap maklum, penganut value investing seperti Buffett kerap menganggap krisis sebagai "pesta diskon".
Beberapa bulan terakhir, para pengikut Buffett pasti sangat girang. Sebab, tanpa diduga, kesempatan langka yang belum tentu datang sepuluh tahun sekali itu terjadi tahun ini. Black swan yang tampil dalam wajah pandemi Covid-19 telah menawarkan pesta diskon di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kekhawatiran akan resesi ekonomi yang akan dikuti penurunan kinerja memicu panik dan aksi jual sejak awal Maret lalu. Kita bicara penurunan harga saham yang mencapai belasan atau bahkan puluhan persen. Tentu saja, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun longsor dalam alias crash. RTI mencatat, dari level tertingginya tahun ini di angka 6.348,5, IHSG sempat ajlok 39% ke level terendahnya di 3.911,7.
Aksi jual adalah langkah logis banyak investor. Tapi, mungkin, investor pengikut Buffett memiliki sikap lain. Mereka justru menyiapkan dana untuk belanja. Pasalnya, krisis akan membuat harga banyak saham perusahaan bagus turun drastis alias menjadi murah. Jangka pendek, kinerja perusahaan-perusahaan bagus itu juga akan merosot. Tapi, saat ekonomi pulih, kinerja mereka juga pasti akan membaik. Demikian pula harga sahamnya.
Yang paling beruntung adalah investor yang berada dalam status full cash saat IHSG ada di dasar. Dengan racikan portofolio yang tepat, jika belanja akhir Maret atau awal April, tidak sulit untuk bisa mengantongi cuan minimal 30%. Asal mau menyimpan hingga minimal tahun depan, sangat mungkin, untung bisa mencapai 50% atau lebih.
Bagaimana jika ketingalan kereta dan baru akan masuk saat ini? Apakah sudah telat? Tidak juga. Hingga kemarin (12/11), IHSG masih minus 13% jika dihitung sejak awal tahun. Masih banyak saham yang harganya masih minus puluhan persen. Misalnya kelompok saham ritel, properti, konstruksi, hingga sebagian saham perbankan.
Cuma, investor tetap harus cermat. Menambah kata kas dan keberanian, investor juga harus cerdas memilih saham. Para pakar menyarankan agar investor kembali ke rumus dasar: prospek kinerja fundamental, valuasi, dan manajemen. Kini, ada banyak godaan untuk ikut memburu saham gorengan yang bisa menanjak belasan persen sehari. Tapi, jika tak hati-hati, alih-alih cuan, investor akan gigit jari.
Penulis : Cipta Wahyana
Managing Editor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News