kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Crowding in


Kamis, 11 Oktober 2018 / 14:19 WIB
Crowding in


Reporter: Cipta Wahyana | Editor: Tri Adi

Hingga akhir bulan ini, pemerintah tengah menjajakan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 15. Hajatan ini membuat orang yang memiliki dana berlebih melonjak girang. Pasalnya, kali ini, pemerintah memberikan iming-iming bunga ORI sebesar 8,25% per tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan bunga deposito perbankan yang masih berada di kisaran 6% setahun. Belum lagi, pajak penghasilan final bunga deposito 20%; sementara pajak bunga ORI hanya 15%.

Namun, aksi pemerintah yang agresif menjaring dana masyarakat lewat surat utang eceran ini mulai membuat sebagian bankir gerah. Pasalnya, sebagian bank terpaksa harus mulai menaikkan bunga deposito mereka agar tetap bisa bersaing merebut hati para pemilik dana. Yang paling terdampak, tentu saja, bank-bank kecil yang selama ini sangat mengandalkan deposito sebagai sumber utama darah mereka. Sebagian bank kecil mengaku berancang-ancang menaikkan bunga deposito mereka.

Dalam kondisi seperti ini, para ekonom sering mengingatkan pemerintah akan adanya risiko crowding out. Singkatnya, jika bank-bank terus meningkatkan bunga simpanan agar bisa bersaing dengan produk-produk surat utang pemerintah yang berbunga tinggi, ujung-ujungnya bunga kredit pun akan terkerek naik. Nah, bunga pinjaman yang tinggi akan membuat swasta enggan berinvestasi (crowding out) karena biaya yang dikeluarkan terlalu mahal.

Peringatan yang sama juga muncul ketika pemerintah terlalu bersemangat masuk ke proyek-proyek infrastruktur. Kondisi ini seringkali membuat kontraktor swasta menjadi terpinggirkan karena kalah bersaing dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Bagaimana pun pemerintah perlu mencermati risiko crowding out ini. Namun, saat ini, tampaknya fenomena crowding out - kalau pun mulai muncul - belum terlalu mengkhawatirkan. Soal bunga deposito, sejauh ini, baru bank-bank kecil yang mengerek bunga. Sementara bankir besar mengaku belum terpengaruh oleh kehadiran si seksi ORI. Artinya, dampak ke bunga pinjaman tidak akan signifikan.

Di saat roda ekonomi berputar di bawah kapasitasnya, sebagian ekonom bilang, belanja pemerintah (yang dibiayai dengan utang), biasanya justru memicu konsumsi swasta. Jika konsumsi meningkat, investasi swasta tetap akan mengalir. Dus, alih-alih crowding out, secara agregat, mungkin, ekonomi justru mengalami crowding in.•

Cipta Wahyana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×