kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Defisit mengecil, pemerintah optimistis serapan belanja tahun ini tetap optimal


Jumat, 14 Desember 2018 / 19:42 WIB
Defisit mengecil, pemerintah optimistis serapan belanja tahun ini tetap optimal
ILUSTRASI. Aktivitas pembangunan gedung bertingkat


Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mematok proyeksi defisit anggaran yang lebih kecil di akhir tahun ini, yakni sekitar 1,9% dari produk domestik bruto (PDB). Kendati demikian, serapan belanja pemerintah ditargetkan tetap optimal dan lebih baik dari tahun lalu.

Berdasarkan realisasi per akhir November lalu, belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp 1.225,3 triliun atau 84,2% dari pagu anggaran. Belanja pemerintah mengalami pertumbuhan 16,7% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya (yoy).

Belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) yang menyentuh Rp 665,9 triliun atau 78,6% dari pagu. Belanja K/L juga tumbuh 11,9% yoy. Sementara, belanja Non-K/L tumbuh lebih tinggi, yaitu mencapai 23,1% yoy. Hingga November, belanja Non-K/L mencapai Rp 559,4 triliun atau 92,2% dari anggaran.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, ia optimistis pertumbuhan belanja negara secara keseluruhan akan tetap terjaga hingga akhir tahun. Proyeksinya, belanja negara tumbuh di kisaran 11% di penutupan tahun nanti.

"Pada Desember ini, kami perkirakan akan terjadi akselerasi terutama untuk pembayaran. Intensitas pembayaan akan luar biasa tinggi untuk belanja barang dan belanja modal," ujar Sri Mulyani belum lama ini.

Dengan begitu, ia pun yakin, serapan belanja modal di akhir tahun bisa lebih baik dari posisinya di akhir November. Berdasarkan realisasi APBN KiTa, belanja modal sampai November mencapai Rp 128,2 triliun atau 62,9% dari pagu anggaran. "Sehingga kalaupun saat ini belanja modal baru 62,9%, dalam waktu beberapa minggu nanti akan terjadi lonjakan dari sisi jumlah yg dibelanjakan atau dibayarkan," tukas Sri Mulyani.

Adapun, Direktur Jenderal Anggaran Kemkeu Askolani enggan menyebut proyeksi serapan belanja pemerintah hingga akhir tahun. Namun, dalam paparannya sebelumnya, outlook terhadap belanja pemerintah pusat di akhir 2018 mencapai Rp 1.453,6 triliun atau tumbuh 14,9% yoy. Outlook tersebut merupakan proyeksi yang dibuat pemerintah saat melakukan evaluasi APBN pertengahan tahun.

Sementara, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Pieter Abdullah berpendapat, realisasi belanja pemerintah dari tahun ke tahun relatif membaik. "Terlihat dari serapan di setiap komponen belanja pemerintah cukup baik, hampir semuanya meningkat mendekati pagu anggaran," ujar Piter kepada Kontan.co.id, Jumat (14/12).

Piter juga menilai, proyeksi pemerintah terhadap defisit APBN yang lebih kecil di akhir tahun ini juga disebabkan oleh realisasi penerimaan yang jauh lebih tinggi di tahun 2018. "Terlepas dari faktor kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah, realisasi anggaran tahun ini saya kira memang lebih baik," kata dia.

Selain itu, ia juga mengapresiasi pemerintah yang tetap menaikkan anggaran belanja negara dalam APBN 2019 kendati target defisit dipatok lebih rendah lagi. Piter menilai, artinya, pemerintah lebih optimistis tahun depan penerimaan bisa tumbuh semakin tinggi.

"Misalnya, dari penerimaan perpajakan yang ditarget Rp 1.786,4 triliun tahun depan, lebih tinggi dari tahun ini. Dengan lompatan penerimaan itu, pemerintah diharapkan bisa memperkecil defisit, tanpa mengurangi belanja," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×