kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dengarlah alarm dari Duniatex


Rabu, 24 Juli 2019 / 09:11 WIB
Dengarlah alarm dari Duniatex


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Tri Adi

Kabar kesulitan likuiditas yang dialami Duniatex Group memang cukup mengejutkan. Sebab, Duniatex notabene merupakan perusahaan tekstil terbesar di Indonesia.

Lembaga pemeringkat S&P Global Ratings dalam laporannya menyebut, ketegangan hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China yang sedang berlangsung memukul signifikan pasar tekstil Indonesia, termasuk bagi Duniatex.

Tambah lagi, masih menurut S&P, likuiditas Duniatex juga dipengaruhi anjloknya harga akibat kelebihan pasokan kain murah impor dari Tiongkok.

Kesulitan likuiditas yang dialami Duniatex tersebut menjadi peringatan atau alarm bagi industri manufaktur kita bahwa industri ini perlu mendapat perhatian lebih serius dari pemerintah. Industri manufaktur dalam negeri harus segera dibenahi agar tak makin keteteran, kian kalah bersaing dan pada akhirnya banyak yang gulung tikar.

Kenapa memperkuat industri manufaktur perlu menjadi fokus pemerintah? Bukan saja akan menjadi mesin potensial untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi, sektor manufaktur juga paling banyak menyedot lapangan pekerjaan. Apalagi di industri padat karya seperti tekstil.

Data pertumbuhan industri pengolahan atau manufaktur yang melambat dari Badan Pusat Statistik (BPS) di kuartal I-2019 lalu seharusnya menjadi cambuk untuk membangkitkan lagi industri ini.

Pada periode tersebut, merujuk data BPS, laju pertumbuhan industri pengolahan hanya 3,86% year on year (yoy), atau lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pada periode sama tahun lalu sebesar 4,6% yoy.

Harus diakui, di periode pertama pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), sektor manufaktur seperti terlupakan dan kurang menjadi fokus pemerintah. Konsentrasi program pemerintah lebih pada sektor infrastruktur.

Di periode kedua mendatang, menggenjot sektor manufaktur tak boleh lagi diabaikan. Dalam pidato perdananya pasca-ditetapkan sebagai presiden terpilih periode 2019–2024, Jokowi memang belum secara spesifik menyebutkan sektor manufaktur sebagai salah satu fokus dia dalam lima tahun mendatang.

Jokowi hanya mengatakan akan mengundang investasi seluas-luasnya, dalam rangka membuka lapangan kerja sebesar-besarnya.

Kita tunggu saja keseriusan pemerintah menggeliatkan industri yang punya kontribusi besar mendatangkan lapangan pekerjaan ini. ♦

Khomarul Hidayat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×