kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,20   -6,16   -0.66%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek Januari


Sabtu, 16 Januari 2021 / 09:41 WIB
Efek Januari
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID -

Memasuki dua pekan pertama 2021, nuansa sumringah masih meliputi bursa saham. Paling tidak, sampai Jumat (15/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat meningkat 2,61% jika dihitung sejak awal tahun. Apakah tanda Efek Januari atau January Effect terjadi tahun ini?

Efek Januari adalah fenomena peningkatan harga saham-saham di Januari. Kepercayaan asal Amerika Serikat ini terjadi karena beberapa alasan. Yang utama, di awal tahun, para manajer investasi berbelanja saham untuk mengisi kembali keranjang investasi. Selain itu, investor ritel beranggapan awal tahun saat yang tepat memulai investasi.

Terserah mau disebut sebagai Efek Januari atau sekedar fakta statistik, dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir, IHSG memang lebih sering hijau di Januari. Kenaikannya antara 0,5% sampai 5,5%. Hanya tahun 2017 dan tahun 2010, indeks terbakar di bulan pertama.

Yang menarik, khusus tahun ini, bursa saham juga memperoleh sentimen positif dari program vaksin Covid-19. Selain protokol kesehatan, vaksin adalah kunci pemulihan ekonomi negeri kita. Aktivitas ekonomi, termasuk di dalamnya konsumsi masyarakat yang menyumbang lebih dari 50% ekonomi, hanya bisa meningkat pesat jika mobilitas masyarakat tak dibatasi. Vaksin membuat masyarakat jadi nyaman.

Saat ekonomi pulih, kinerja emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terpuruk sepanjang 2020 akan kembali membaik. Secara teori, harga saham pun meningkat.

Bagaimana investor menyikapi perkembangan ini? Belakangan, cukup banyak analis mulai memperingatkan investor agar lebih selektif berbelanja saham. Alih-alih sekadar bermodal sentimen, kita kudu kembali ke alasan yang lebih mendasar: prospek kinerja emiten. Dihitung dari dasarnya pada 2020 di angka 3.937,6 (24 Maret 2020), IHSG telah menguat 62% (15/1). Banyak saham yang sudah terbang ratusan persen.

Karena itulah, tak perlu kaget jika akhirnya IHSG justru merah sepanjang Januari alias tak ada efek Januari. Kalau terjadi, kata analis, itu koreksi yang sehat.

Jangan buru-buru kecewa. Alih-alih sekedar menanti Efek Januari, investor mesti melihat horizon yang lebih panjang, minimal setahun ke depan. Dengan asumsi vaksinasi sukses, tak ada skenario lain selain pemulihan ekonomi yang akan terjadi tahun ini. Berpegang pada asumsi yang sama, JP Morgan pun meyakini IHSG akan mampu menembus 6.800 tahun ini. Jadi, mari tetap optimistis.

Penulis : Cipta Wahyana

Managing Editor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×