kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Energi Hijau


Rabu, 25 November 2020 / 13:01 WIB
Energi Hijau
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Pengembangan energi hijau di dalam negeri semakin pesat. Pemerintah tampak semakin rajin menggenjot pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). Selain itu, produk-produk ramah lingkungan juga makin banyak beredar di dalam negeri.

Hari ini, Lexus Indonesia, salah satu brand kendaraan yang ada di bawah PT Toyota Astra Motor (TAM), bakal memperkenalkan mobil listrik pertama di Indonesia. Rencananya, peluncuran mobil tersebut bakal dilakukan secara virtual melalui berbagai akun media sosial milik Lexus Indonesia.

Kabar lainnya, Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman US$ 600 juta untuk pengembangan EBT di kawasan Indonesia Timur. Melalui program ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) berharap bisa menyediakan listrik untuk 1,55 juta pelanggan baru di 2024.

Dari sisi kebijakan, pemerintah juga tengah menyiapkan aturan mengenai harga listrik energi terbarukan. Ketentuan soal harga listrik EBT ini akan diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres). Saat ini, rancangan Perpres tersebut telah diserahkan ke Presiden Joko Widodo.

Selain itu, DPR juga tengah membahas rancangan undang-undang EBT. Rencana beleid ini bahkan menjadi prioritas bagi Komisi VII DPR RI. Para wakil rakyat menargetkan RUU ini bisa rampung di kuartal satu tahun depan, sehingga bisa segera difinalisasi dan dibawa ke rapat paripurna.

Dengan kebijakan ini, diharapkan energi terbarukan bisa memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. Targetnya, sih, porsi energi terbarukan bisa mencapai 23% dari bauran energi pada 2025 mendatang. Kemudian di 2050, bauran energi terbarukan ditargetkan bisa mencapai 31%.

Langkah pemerintah tersebut terhitung sangat positif bagi pengembangan energi hijau di dalam negeri. Apalagi, Indonesia memiliki banyak sumber EBT yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Menilik data Kementerian ESDM, pemanfaatan EBT saat ini baru 2,5%, atau sekitar 10,4 gigawatt (GW), dari total potensi energi terbarukan di Indonesia yang diperkirakan mencapai 417,8 GW. Salah satu sumber energi terbarukan yang sama sekali belum dimanfaatkan adalah energi laut.

Meski begitu, perlu dicermati juga, pengembangan EBT saat ini masih menemui banyak hambatan. Salah satunya dari sisi pendanaan. Asal tahu saja, perbankan masih menilai bisnis EBT tidak bankable. Beleid soal EBT diharapkan bisa menghilangkan hambatan ini.

Penulis : Harris Hadinata

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×