kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Filantropi


Senin, 19 November 2018 / 14:21 WIB
Filantropi


Reporter: Cipta Wahyana | Editor: Tri Adi

Lazimnya, sebuah pameran menggoda pengunjung untuk berbelanja barang-barang konsumsi. Sebut saja pameran perumahan, otomotif, kerajinan, pameran produk keuangan, dan sejenisnya. Tapi, pekan lalu, ada sebuah pameran unik digelar di Jakarta Convention Center (JCC), yakni pameran filantropi.

Bertajuk Festival Filantropi Indonesia (FIFEST), pameran ini diprakarsai lembaga nirlaba Filantropi Indonesia. Sesuai namanya, pameran ini mengajak pengunjung untuk "berbelanja kebajikan". Maksudnya, lembaga-lembaga yang membuka gerai di pameran mengajak masyarakat untuk turun berperan mendukung gerakan kemanusiaan yang mereka lakukan. Dukungan bisa berupa ide, tenaga, dana, dan masih banyak lagi.

Mengapa filantropi? Para penggagas acara ini meyakini, kedermawanan masyarakat dalam wadah filantropi bisa menjadi way out bagi pemecahan masalah-masalah kemanusiaan maupun lingkungan yang menjadi batu sandungan dalam upaya peningkatan kualitas hidup manusia yang berkelanjutan.

Dan, jangan salah, Indonesia memiliki modal yang besar untuk mengembangkan gerakan filantropi ini. Masyarakat kita baru saja dinobatkan sebagai masyarakat paling dermawan sedunia oleh Charities Aid Foundation (CAF), lembaga amal asal Inggris yang rutin melakukan survei tingkat kedermawanan masyarakat. Kebiasaan berderma masyarakat religius Indonesia, misalnya lewat zakat, turut mendongkrak peringkat kedermawanan ini.

Melihat fakta ini, tak perlu heran jika pemerintah juga tampak serius mendukung berbagai gerakan filantropi. Apalagi, pemerintah memiliki keyakinan bahwa gerakan kedermawanan akan sangat membantu upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG).

Catatan saja, SDG merangkum 17 tujuan pembangunan berkelanjutan yang telah jadi pegangan negara-negara anggota PBB. Nah, selain sumber daya dan bujet pemerintah, sumber daya masyarakat dan korporasi lewat gerakan filantropi dibutuhkan untuk mencapai sasaran-sasaran SDG. Karena itu pula, menggandeng MUI, pemerintah tengah mendorong kampanye "zakat untuk SDG". Ya, kini, zakat bisa disalurkan untuk mendukung program peningkatan air bersih dan sanitasi yang merupakan sasaran SDG.

Tentu saja, semakin banyak masyarakat yang terlibat, semakin besar dampak gerakan filantropi ini. Apakah Anda sudah terlibat?•

Cipta Wahyana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×