kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gebrakan Menteri Etho


Jumat, 13 Desember 2019 / 16:04 WIB
Gebrakan Menteri Etho
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Menteri baru, biasalah, muncul dengan gebrakan. Ada yang suka latah mengubah kebijakan pendahulunya; ada yang melakukan perbaikan mendasar.

Kita simak langkah Erick Thohir, Menteri BUMN yang sebelumnya menjabat Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin. Dia segera mencopot CEO Garuda Indonesia Ari Askhara serta beberapa direktur yang diduga terlibat penyelundupan Harley dan sepeda Brompton dalam pesawat baru yang didatangkan dari Prancis.

Penggantian resmi manajemen memang masih menunggu jadwal RUPS. Tapi banyak orang menaruh harapan akan ditempati para profesional yang memang kompeten di bidangnya dan berkarakter bagus.

Sebelumnya, di awal-awal menjabat menteri, Etho akronim beken dari Erick Thohir bikin kejutan dengan merombak pejabat eselon I kementeriannya. Mereka ditempatkan di BUMN-BUMN, kebanyakan sebagai wakil direktur utama. Jadilah posisi berbalik. Bila dulunya mereka terima laporan dari petinggi BUMN, kini gantian mereka harus melapor kepada bekas petinggi BUMN yang dulu bawahannya tapi saat ini menempati posisi strategis di Kementerian BUMN.

Erick juga merombak jajaran direksi dan komisaris BUMN lainnya. Yang mengejutkan muncul nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina. Kendati mantan napi, Ahok dinilai mumpuni dan berani memelototi kinerja serta tata kelola perusahaan migas yang ditengarai kerap disatroni mafia. Walau, boleh jadi penunjukan Ahok sebagai order atasan. Bekas komisioner KPK Chandra Hamzah pun ditunjuk jadi Komisaris Utama BTN dikaitkan dengan penegakan good governance.

Pesannya jelas, Menteri Etho ingin mengembalikan pemilihan direksi dan komisaris BUMN sesuai jalurnya. Yakni, diusulkan lewat Komite Nominasi dan Remunerasi lantas diproses di Tim Penilai Akhir (TPA). Tak perlu lagi niat dekat-dekat atau bahkan jilat-jilat sang menteri demi mengamankan posisi petinggi BUMN selain menunjukkan prestasi dan menjaga integritas.

Ya, semoga saja posisi penting di BUMN bukan sekadar bagi-bagi jabatan buat relawan, tim hore, ataupun sohib menteri; tapi memang untuk para profesional dan amanah. Dan kita berharap, setelah gebrakan ini, ada perbaikan kinerja dan tata kelola BUMN supaya benar-benar sehat dan berdaya saing tinggi.

Jangan sampai juga Etho di kemudian hari mletho, dan, amit-amit, malah kena reshuffle.

Penulis : Ardian Taufik Gesuri

Pemimpin Redaksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×