Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Tri Adi
Di saat bisnis sejumlah raksasa teknologi informasi dunia, seperti Apple dan Samsung melemah, kinerja yang dicetak Huawei Technologies Co. Ltd. jelas mencengangkan.
Pendapatan Huawei dari lini bisnis konsumernya sepanjang tahun lalu melonjak 50% year-on-year menjadi sekitar US$ 52 miliar. Di periode itu, Huawei mampu mengirimkan 208 juta unit ponsel, yang merupakan salah satu produk andalannya di bisnis consumer.
Menurut Reuters, lini consumer goods untuk pertama kalinya menyumbang pendapatan lebih besar daripada lini penyedia peralatan jaringan ke total pendapatan Huawei. Tanpa menyebut kontribusi peralatan jaringan, Reuters menyebut hasil dari bisnis consumer setara dengan 48% dari total pendapatan Huawei.
Mengingat pencapaian itu terjadi di saat Huawei dikepung berbagai masalah, komentar Richard Yu, pimpinan bisnis consumer Huawei pun menjadi layak kutip. Tanpa pasar Amerika Serikat (AS) pun, kami akan menjadi nomor satu di dunia, tutur Yu.
Ucapan Yu itu seakan tangkisan ahli wuxia terhadap berbagai jurus serangan yang dilepaskan lawannya. AS dan Huawei memang kerap berhadap-hadapan belakangan ini.
Negeri Paman Sam yang gencar mengingatkan negeri-negeri sekutunya untuk mewaspadai keberadaan penyadap dalam peralatan telekomunikasi buatan Huawei. Kecurigaan itu yang menjadi alasan AS dan sekutunya menolak Huawei sebagai penyedia peralatan telekomunikasi generasi kelima di negerinya.
AS juga yang meminta Kanada untuk menahan Meng Wanzhou, chief financial officer Huawei. Meng, yang juga putri dari pendiri Huawei dituding AS telah mengakali transaksi di berbagai bank internasional agar bisa mencairkan dana bernilai miliaran dollar. Yang dipersoalkan AS, dana itu mengalir dari transaksi dengan Iran, yang saat ini masih terkena sanksi ekonomi.
Pernyataan Yu bisa jadi menggambarkan sikap Huawei terhadap berbagai masalahnya yang berhubungan dengan AS. Dalam waktu dekat, paling tidak selama teknologi 5G berkibar, bisnis Huawei sangat mungkin tetap berlari tanpa masuk ke pasar AS dan sekutunya.
Tapi ada baiknya juga Huawei tidak terlalu percaya diri dengan kondisinya terkini. Mengingat bisnis yang digelutinya sangat mudah berubah arah. Jika tidak menguasai skala ekonomi, sulit bagi sebuah perusahaan teknologi untuk mempertahankan keunggulan bersaingnya di pasar global.•
Thomas Hadiwinata
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News