Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tri Adi
Masa libur yang banyak di Indonesia memang menguntungkan sektor pariwisata. Bahkan di saat sektor lain lesu, sektor pariwisata semakin berkembang.
Namun ada sejumlah hal yang harus disiapkan dan ditata untuk memajukan sektor pariwisata supaya selalu siap menyambut wisatawan. Kalau tidak, maka peluang-peluang di pariwisata bisa terlewatkan.
Kita harus mengambil pelajaran dari efek meletusnya Gunung Agung, Bali. Pertama, bencana tersebut menjadi pukulan telak tak hanya bagi industri pariwisata Bali, tapi juga pariwisata nasional.
Kedua, calon wisatawan dapat diarahkan ke destinasi wisata selain Bali, seperti Labuan Bajo, Padang, Makassar dan Medan. Daerah wisata ini mempunyai potensi besar menggaet calon wisatawan baru masuk.
Tapi hal itu tidak tampak karena kita selalu mengandalkan Bali. Bagi saya memanfaatkan wilayah lain selain Bali sebagai destinasi wisata bisa jadi salah satu strategi menghadapi peak season, termasuk musim libur Natal dan Tahun Baru.
Namun pengembangan butuh banyak dukungan. Misalnya, daerah harus kerja keras membuat daerahnya menarik jadi destinasi wisata. Termasuk dukungan promosi dan ketersediaan infrastruktur.
Pelaku industri wisata juga harus mengambil peran. Biro perjalanan, hotel, restoran harus menggencarkan promosi.
Berbagai upaya tersebut sangat penting dilakukan agar destinasi selain Bali juga bisa tumbuh dan bertahan lama. Sehingga saat Bali kembali pulih, destinasi tersebut bisa memiliki daya saing pariwisata yang tak kalah dengan Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News