kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah paket kebijakan agar ekonomi RI tetap tumbuh 5% di tengah gejolak virus corona


Selasa, 25 Februari 2020 / 05:45 WIB
Inilah paket kebijakan agar ekonomi RI tetap tumbuh 5% di tengah gejolak virus corona


Reporter: Grace Olivia, Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID -  Pemerintah menyiapkan paket insentif  ekonmi untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi akibat virus Covid-19. Rencananya, kebijakan-kebijakan tersebut akan diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah menggelar Sidang Kabinet, Selasa (25/2) hari ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Senin (24/2) menyebut, paket kebijakan tersebut merupakan respon pemerintah terhadap perkembangan perekonomian dunia saat ini. 

Kalau tidak ada aral melintang Selasa (25/1) ini Menkeu akan menyampaikan kepada Presiden dalam Sidang Kabinet, bahwa suasana perekonomian dunia sangat terpengaruh oleh kondisi virus corona. 'Sampai hari ini masih belum dipastikan akan menjadi seberapa panjang lamanya dan pengaruhnya terhadap berbagai negara," tutur Sri Mulyani. 

Baca Juga: Tangkal efek corona, pemerintah akan kucurkan insentif untuk tiga sektor ini

Sri Mulyani menjelaskan, beberapa negara telah melakukan persiapan untuk skenario-skenario pelemahan ekonomi yang cukup serius. Bahkan, sejumlah negara telah merevisi penurunan proyeksi pertumbuhan ekonominya seperti Singapura.

Untuk itu, pemerintah juga harus menyiapkan antisipasi terhadap potensi pelemahan ekonomi global dan domestik. Terutama, antisipasi pada sektor-sektor yang paling terpukul akibat Covid-19 sehingga membebani laju pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020. 

Baca Juga: Menkeu: Besok, presiden akan umumkan insentif ekonomi untuk tangkal efek virus corona

Selain sektor pariwisata yang perlu mendapat insentif, pemerintah juga menyasar sektor lain, yakni perumahan. Sri Mulyani sebelumnya menyebut, pemerintah akan menambah volume rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sekitar 224.000 unit rumah dengan estimasi penambahan anggaran Rp 1,5 triliun. 

Asal tahu saja, sejatinya, pemerintah sendiri telah mengalokasikan dana Fasilitas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun ini sebesar Rp 11 triliun untuk 102.500 unit rumah.

Baca Juga: Kementerian Perhubungan masih belum putuskan bentuk insentif bagi maskapai

"Sektor perumahan memberikan multiplier effect yang besar juga sehingga kami diminta untuk meningkatkan (insentif)," kata Sri Mulyani.

Dari sisi konsumsi, masyarakat, Sri Mulyani sebelumnya menyatakan akan menambah anggaran program bantuan sosial (bansos) dari program Kartu Sembako sebesar Rp 3,8 triliun dari alokasi awal sebesar Rp 28,08 triliun pada program serupa bernama Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Baca Juga: Berikan persetujuan insentif, Menhub dorong diskon harga tiket pesawat hingga 40%

Asal tahu saja, program Bansos memang menjadi andalan tahun ini. Pemerintah telah mengalokasi dana bansos dalam APBN 2020 sebesar Rp 226,1 triliun atau meningkat naik 12,5% dari tahun lalu yang mencapai Rp 200,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×