kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,02   3,68   0.41%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ironi ORI


Jumat, 23 Oktober 2020 / 11:44 WIB
Ironi ORI
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Para pejabat Kementerian Keuangan, mungkin, tersenyum puas. Dagangan teranyar mereka, obligasi negara ritel (ORI) yang berseri ORI018 laris manis. Pemerintah hanya mematok penjualan Rp 10 triliun, tapi masyarakat memborong hingga Rp 12 triliun.

Berita tentang larisnya seri ORI teranyar ini, jelas, sebuah kabar baik. Amuninisi pemerintah untuk menopang pemulihan ekonomi nasional semakin besar.

Di saat yang sama, fakta ini, menguak sebuah ironi. ORI laris di saat ekonomi kita berkubang dalam resesi. Bukan rahasia lagi, resesi yang dipicu oleh pandemi telah membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan. Alih-alih memiliki dana berlebih untuk investasi, kini, ada banyak rumah tangga hanya bisa bergantung pada tunjangan pemerintah.

Angka penjualan ORI terbaru merupakan bukti bahwa sebagian kelompok masyarakat masih memiliki dana berlebih saat ini. Data terbaru simpanan dana masyarakat yang dirilis oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkuat fakta ini. LPS mencatat, hingga akhir Agustus 2020, total simpanan masyarakat di bank mencapai Rp 6.563 triliun. Alih-alih turun, angka ini justru meningkat 8% jika dibanding nilai simpanan per akhir Desember 2019 yang sebesar Rp 6.077 triliun.

Yang lebih menarik lagi, simpanan kaum tajir yang bernilai lebih dari Rp 5 miliar per akun meningkat paling tinggi pada periode itu. Per akhir Agustus lalu, nilai simpanan kelompok ini Rp 3.186 triliun atau meningkat 13,5% sejak akhir 2019. Catatan tambahan, porsi simpanan supergemuk ini mencapai 48,5% dari total simpanan masyarakat.

Para ekonom dan pengamat menyimpulkan, banyak masyarakat berduit memilih menahan konsumsi mereka saat ini. Selain kesempatan membelanjakan duit memang terbatas, mungkin, sebagian menyimpan uang untuk berjaga-jaga. Kondisi inilah yang memicu simpanan duit di bank terus tumbuh.

Momentum ini bisa dimanfaatkan pemerintah untuk menggenjot penjulan surat berharga eceran, baik konvensional maupun syariah. Dana masyarakat yang melimpah itu, tentu, membutuhkan ladang pembiakan. Nah, ORI bisa menjadi alternatif menarik lantaran menawarkan imbal hasil lebih tinggi dari deposito.

Memanfaatkan ORI, pemerintah bisa menjalankan peran intermediasi laiknya bank: menyedot dana dari masyrakat yang berlebih dana dan menyalurkannya kepada yang kekurangan melalui langkah-langkah pemulihan ekonomi yang mendesak dilaksanakan saat ini.

Penulis : Cipta Wahyana

Managing Editor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×