kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga momentum 2018


Selasa, 02 Januari 2018 / 17:51 WIB
Jaga momentum 2018


| Editor: Tri Adi

Alhamdulillah, satu babak tahun 2017 bisa dilalui dengan selamat. Misi selanjutnya dalah menaklukkan episode 2018.

Tahun ini diyakini lebih mentereng dibanding tahun lalu. Banyak sentimen positif dari domestik maupun luar negeri memantik optimisme itu.

Dari dalam negeri, Indonesia mengawali tahun 2018 dengan kantong tebal dan jauh lebih kuat ketimbang sewaktu memasuki 2017.  Selain prospek pemulihan data-data makro ekonomi nasional, posisi cadangan devisa terkini mempertebal keyakinan memasuki tahun 2018.

Per kuartal IV-2017, cadangan devisa naik 7,7% menjadi US$ 125,6 miliar. Nilai ini 24% di atas posisi September 2015 yang tercatat sebagai posisi cadangan devisa terendah sejak tiga tahun terakhir.

Level kepercayaan terhadap negara ini juga kian solid. Hanya dalam 12 bulan Indonesia mendapat dua kali kenaikan rating dari Standar and Poors (S&P) dan Fitch Ratings. Bahkan up grade rating dari Fitch merupakan yang kali pertama bagi Indonesia di posisi investment grade.

Sentimen negatif di ranah global juga memudar. Misalnya, dunia kini lebih tenang melihat stamina China. Naga Asia ini bisa keluar dari jebakan gelembung ekonomi dan kekeringan likuiditas. Alih-alih jatuh, yuan menguat di atas 5% selama 2017.

Seirama China, pemulihan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa dalam dua-tiga tahun terakhir menjadi viagra ekonomi dunia. Perdagangan global bangkit lagi berkat lonjakan permintaan Uwak Sam dan Eropa.

Tak mengherankan, Goldman Sach memproyeksikan ekonomi dunia tumbuh 4% tahun ini, dari proyeksi 3,7% tahun lalu. Proyeksi sejumlah ekonomi Bloomberg, ekonomi global tumbuh 3,6% tahun ini, lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan tahun 2017 yang sebesar 3,5%.

Namun, tahun ini tak lekang dari tantangan. Salah satu yang paling bikin cemas adalah pemangkasan tarif pajak Amerika Serikat. Ide Presiden Donald Trump itu tak ubahnya tax amnesty ala Uwak Sam dan diyakini bisa menyedot pulang US$ 2,5 triliun. Jika itu terjadi,  likuiditas pasar global bisa kering dan mendevaluasi hebat mata uang banyak negara.

Banyak negara sudah mengantisipasi potensi guncangannya. India, Filipina, Malaysia, Korea dan China merilis agenda reformasi pajak, serta menyiapkan seperangkat insentif untuk menahan capital flight.

Indonesia tidak boleh terlambat dan lengah. Pepatah bilang, sedia payung sebelum hujan. Momentum percepatan ekonomi di tahun anjing bumi tidak boleh hilang. Selamat tahun baru 2018. Tetap waspada dan semoga bisa beruntung!                  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×