Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Tri Adi
Beberapa hari lalu, kita mendapatkan kabar mengejutkan dari dunia usaha di dalam negeri kita. Surat utang Delta Merlin Dunia Textile, anak perusahaan Duniatex, salah satu group besar tekstil Indonesia, kena pangkas peringkatnya dari BB- menjadi CCC-.
S&P sebagai lembaga pemeringkat melihat perusahaan berpotensi mengalami kesulitan pembayaran kewajibannya, utang sindikasi US$ 5 juta di September nanti. Tentu saja kesulitan di anak usaha ini bisa membawa dampak negatif terhadap operasional beberapa anak usaha lain di Group Duniatex.
Berita yang beredar mengatakan industri tekstil Indonesia ini terkena dampak perang dagang China-Amerika. Industri di Indonesia yang tadinya diharapkan bisa memanfaatkan peluang pasar Amerika yang terbuka karena perang dagang China dan AS justru termakan industri China. Produsen tekstil China yang tercegat bea masuk Amerika justru menggelontorkan produknya ke negara-negara yang bersahabat.
Celakanya Group Duniatex adalah satu dari dua grup besar industri tekstil yang tersisa di negeri ini. Jadi jika grup tekstil ini jatuh, maka hanya akan tersisa satu grup tekstil besar saja di negeri ini. Artinya, pasar di negeri ini akan dimonopoli oleh satu grup usaha. Padahal kita sama-sama tahu, monopoli tidak akan pernah berakibat baik untuk membentuk industri yang sehat. Sementara itu, pemerintah masih berharap tekstil akan menjadi salah satu produk manufaktur yang diandalkan untuk ekspor.
Iklim industri sektor riil, dalam hal ini tekstil, di negeri ini memang sudah lama compang-camping. Jangankan membuat perusahaan-perusahaan skala kecil bisa berkembang menjadi besar, yang terjadi perusahaan-perusahaan yang sudah besar pun bertumbangan.
Apa yang salah? Apakah tidak ada lagi cara untuk menyelamatkan industri tekstil? Bisnis di sektor riil memang akan sangat spesifik di tiap-tiap industri. Kalau kita mau membangun industri tekstil, kita tentu harus mencari jagoannya. Makin beratnya persaingan antarnegara, rumitnya membangun sistem supply chain yang efisien, mendidik SDM yang andal, menjadi salah satu pe-er yang harus diselesaikan.
Saat ini kita memang masih harus menunggu bagaimana lanjutan cerita sedih di Duniatex. Tapi upaya-upaya penyelamatan industri tekstil harus segera dilakukan. Tanpa upaya-upaya itu kita bisa segera mengatakan selamat tinggal devisa dolar dari tekstil.♦
Djumyati Partawidjaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News