kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jangan mati gaya


Jumat, 11 Mei 2018 / 15:31 WIB
Jangan mati gaya


| Editor: Tri Adi

Kekhawatiran para pebisnis mengarungi kuartal II-2018 seperti yang tercermin pada KONTAN CEO Confidence Index di awal April lalu mulai terasa. Saat itu meski masih optimistis, keyakinan para chief executive officer (CEO) tampak menurun. Ada dua variabel yang paling besar mengalami penurunan indeks, yakni daya beli masyarakat . Efeknya, pebisnis khawatir melakukan ekspansi bisnis.

Sempat muncul tanda tanya mengapa kepercayaan bisnis itu menurun. Mengingat di Februari 2018, Japan Credit Rating Agency (JCRA) menaikkan rating utang Indonesia satu tingkat di kategori investment grade. Langkah itu diikuti Rating and Investment Information Inc (R&I) pada Maret 2018. Dan di pertengahan April, Moodys Investor Service menaikkan satu peringkat surat utang luar negeri atau sovereign credit rating (SCR) Indonesia di kelas investment grade.

Sejak awal April, kurs rupiah memang terus melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Puncaknya, pada Rabu (9/5) berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah kebobolan ke level Rp 14.000 per dollar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga turun ke bawah 6.000.

Para pebisnis khawatir kejadian tahun 2015 terulang. Awal tahun bagus, tapi pertengahan tahun mulai jeblok. Untung saja masih ada peluang yang terbentang lebar.

Di sektor ritel misalnya. Ada segmen yang terus menunjukkan kenaikan, yakni gaya hidup alias lifestyle. Sebut saja PT Hero Supermarket Tbk (HERO). Di kuartal I-2018 penjualan bisnis makanan turun 7%. Tapi, penjualan di bisnis non-makanan meningkat 22% menjadi Rp 589 miliar. Dua brand specialty store, yakni Guardian dan IKEA menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Hal serupa terjadi di PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP). Kontribusi pendapatan dari specialy store terus meningkat. Dari 69% di 2016, 70% di 2017 dan 72% di kuartal I-2018.

Penunjang lifestyle adalah bisnis digital. Di industri telekomunikasi, beberapa operator memang mencatatkan penurunan bisnis legacy (voice dan SMS) tapi mendulang kenaikan di bisnis digital. Bisnis digital Telkomsel pada tiga bulan pertama 2018 meningkat 24,8%. Angka ini menjadikan komposisi bisnis digital menjadi 48% dari total pendapatan Telkomsel, meningkat dari periode yang sama tahun lalu, sebesar 38%.

Semakin banyak masyarakat yang tak ingin mati gaya, sementara ini sedikit banyak akan bisa menopang ekonomi. Tapi sampai kapan akan bertahan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×