kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,10   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jangan sampai menjadi mangsa


Kamis, 22 Agustus 2019 / 14:30 WIB
Jangan sampai menjadi mangsa


Reporter: Mesti Sinaga | Editor: Tri Adi

Di saat suku bunga simpanan rendah seperti sekarang, tawaran investasi dengan iming-iming keuntungan tinggi bisa dengan mudah mendapatkan 'mangsa'. Apalagi, beragam tawaran investasi dengan beragam gimmick kini marak di media sosial. Sekali kita mengklik tawaran itu, maka tawaran-tawaran sejenis akan terus bermunculan.

Salah satu jenis investasi yang kini marak adalah investasi properti bertema, mulai kavling kebun hingga investasi di apartemen dan sharing kepemilikan hotel dan resort. Untuk meyakinkan calon investor, mereka memakai para motivator hingga artis sebagai endorser.

Yang bisa jadi persoalan serius, keuntungan yang mereka janjikan sangat tinggi, bahkan spektakuler. Sekadar menyebut Contoh, tawaran sharing kepemilikan hotel. Investasi ini yang ditawarkan dalam satuan lot. Dengan gimmick potongan separoh harga, mereka menjanjikan return hingga 20% per semester. Plus beragam bonus, mulai dari emas hingga voucher dengan total nilai berkali lipat harga lotnya.

Ada pula tawaran investasi kavling siap huni di Jawa Barat. Mereka menawarkan kavling dengan janji kenaikan harga Rp 20 juta per bulan. Nyatanya, beberapa bulan harganya kini malah didiskon.

Ada pula tawaran investasi apartemen dengan iming-iming dan bahasa promo yang menggiurkan: apartemen belum jadi, tapi investor sudah mendapat sekian juta per bulan.

Di saat bunga deposito hanya sekitar 4% dikurangi pajak 20%, tawaran investasi macam itu bisa membuat orang silau dan langsung menyetorkan dananya. Ini rawan.

Bukannya berburuk sangka, tapi ekstra hati-hati menjadi keharusan bagi setiap orang yang ingin berinvestasi. Setahu saya, semua kasus investasi bodong berawal dari janji keuntungan dan gimmick spektakuler. Saking luar biasa gimmick-nya, mampu mengobarkan nafsu greedy dan melumpuhkan kewaspadaan seseorang.

Ingat-ingatlah nasihat para pakar investasi: "Jika ada yang too good to be true, pasti ada sesuatu di baliknya." Jadi, ketika ada tawaran investasi dengan keuntungan jauh di atas pasar, alih-alih terpukau, kita justru harus ekstrakritis: bagaimana model bisnisnya sehingga bisa memberikan keuntungan setinggi itu? Jika begitu menguntungkan, mengapa mereka tidak meminta kredit ke bank? Bagaimana legalitasnya?

Di balik rezeki berupa dana yang bisa kita investasikan, ada amanah untuk membiakkannya dengan bijaksana.♦

Mesti Sinaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×